Minggu, 03 November 2019 18:27

"Bu, Aku Mencintaimu!" Teriak Siswa 14 Tahun Ini Sebelum Terjun dari Lantai 14

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Wang Jiale
Wang Jiale

Kamis, 24 Oktober 2019. Di lantai 14 sebuah apartemen di Sichuan, Tiongkok. Petang itu, Wang JiaLe (14), baru saja pulang dari sekolah.

RAKYATKU.COM, TIONGKOK - Kamis, 24 Oktober 2019. Di lantai 14 sebuah apartemen di Sichuan, Tiongkok. Petang itu, Wang JiaLe (14), baru saja pulang dari sekolah.

Ibu lalu menyediakan makan malam. Wang Jiale pun makan dengan lahap. Usai makan, dia langsung melangkah ke kamarnya. Ibu masih sibuk di dapur. Membereskan piring-piring kotor.

Sayup-sayup telinga ibu menangkap suara teriakan. “Ibu, aku mencintaimu!”. Seperti suara Wang. Ibu bergegas ke kamar. Dia mendapati jendela kamar Wang terbuka.

Dia melongok ke bawah. Putranya terkapar di tanah. Darah merembes dari kepalanya, lalu menggenang.

"Anakku...anakkuuu," ibu meraung dari lantai 14. 

Dua catatan bunuh diri ditinggalkan Wang di mejanya - satu untuk ibunya, satu untuk gadis pujaannya di sekolah.

Dalam catatan bunuh diri untuk ibu dan keluarganya, dia meminta maaf bahwa dia bunuh diri dan berharap mereka akan menghormati keputusan terakhirnya. 

Wang menyatakan, meskipun dia selalu bertindak seolah-olah dia punya banyak teman di sekolah, karena kepribadiannya yang konyol. Jiale merasa sangat kesepian di sekolah.

Sementara dalam catatannya untuk gadis pujaannya, dia memintanya untuk menyampaikan pesan ini:

“Pelecehan verbal sangat menyakitkan. Entah itu disengaja atau tidak, saya berharap 'seseorang' bisa lebih ramah.”

Dia juga menginstruksikan gadis itu untuk masuk ke akun media sosialnya, dan memposting pesan itu, juga untuk memberi tahu teman-temannya, bahwa dia telah meninggalkan dunia ini.

Entah bagaimana, situasinya memburuk ketika keluarga Wang ingin menyelidiki apa yang sebenarnya terjadi padanya saat dia masih di sekolah. 

Beberapa saksi di sekolah menyebutkan, mereka melihat Wang berlari naik turun tangga di gedung. Beberapa bahkan melihat Wang menangis. Bukan itu saja, para saksi juga mengaku  mereka melihat bocah itu “dimarahi” oleh seorang guru.

Namun, sekolah menolak untuk mengungkapkan segala bentuk bukti, termasuk rekaman CCTV yang mungkin telah merekam hari-hari terakhir Wang ketika menangis di sekolah. 

Menurut China Press, tidak hanya sekolah yang menghindari masalah ini, tetapi kementerian pendidikan juga tidak bisa dihubungi.

Teman sekelas perempuannya menyebutkan, bahwa Wang sering bertengkar dengan guru di kelas, tetapi dia tidak pernah berbicara tentang mengakhiri hidupnya. Gadis itu juga menyebutkan, bagaimana dia memberi tahu ibunya, bahwa dia tidak ingin belajar di kelas ini.

Apakah itu kasus intimidasi atau tidak, fakta bahwa ia memilih mati sudah menunjukkan, bahwa ia sangat terluka oleh pelecehan verbal.