Selasa, 29 Oktober 2019 13:20

Daeng Baco, Kakek Tunanetra Sebatangkara, Tanpa Raskin Tanpa BPJS

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Daeng Baco duduk di atas dipan tempat tidurnya.
Daeng Baco duduk di atas dipan tempat tidurnya.

Di sebuah rumah berlantai tanah di Karampuang, Desa Moncobalang, Kecamatan Barombong, Kabupaten Gowa, Daeng Baco (93) tinggal sendiri. 

RAKYATKU.COM, GOWA - Di sebuah rumah berlantai tanah di Lingkungan Karampuang, Kelurahan  Malino, Kecamatan Tinggimoncong, Kabupaten Gowa, Daeng Baco (93) tinggal sendiri. 

Rumah itu berdinding seng yang sudah lapuk. Daeng Baco duduk mematung di atas dipannya yang sudah reyot, saat Rakyatku.com datang berkunjung.

Banyak kain lusuh bergantungan di sana-sini. Maklum, Daeng Baco hidup sebatang kara. Kakek itu tidak bisa melihat sejak masih kecil. 

Untuk bantuan bahan makanan pokok seperti beras dari pemerintah setempat, Daeng Baco tidak mendapat jatah. Kepala Lingkungan Karampuang, Abdul Rasid H, mengatakan, bantuan tersebut sebelumnya sudah pernah dibagikan. Namun, kakek itu tidak mendapat jatah.

"Sebenarnya kalau soal raskin, Daeng Baco dianggap sudah dapat. Karena temannya yang bernama Loli dapat raskin. Jadi saat ada pembagian sama-sama dengan Loli, di dapat. Jadi ini (Daeng Baco) tidak ikut di kartu keluarganya, jadi sudah ditahu bahwa kakek ini sudah dapat dan sudah makan. Jadi sistemnya satu rumah," kata Rasid.

Menurut Rasid, pemberian bantuan oleh pemerintah setempat telah dibagikan dan telah diambil oleh Loli. Namun Rasid menganggap, bahwa Daeng Baco juga telah mendapat bantuan tersebut.

Saat ditemui di rumah Daeng Baco, terlihat mi instan yang disimpan di bawah tempat tidurnya dan belum pernah dibuka. Selain mi instan, ada pula beras yang disimpan dalam embernya. Namun menurut warga yang memeriksa beras itu, sudah tidak layak.

"Jadi maklumlah. Daeng Baco ini kami kira tinggal bersama keluarganya. Tapi ternyata dia tinggal sendiri (sebatang kara). Kalau BPJS untuk Daeng Baco, itu tidak ada," tambah Rasid.

Berdasarkan keterangan Daeng Baco, ia telah tinggal di rumahnya yang tidak layak itu, sudah sekitar 8 tahun. Tidak banyak yang bisa dilakukan Daeng Baco di usianya yang sudah setua itu. Daeng Baco mengharapkan bantuan dari warga sekitar dan relawan yang datang.