RAKYATKU.COM - The Washington Post, salah satu media terkemuka di AS menerima badai kritikan karena menyebut Abu Bakr al-Baghdadi sebagai "sarjana agama yang keras".
Dalam melaporkan kematian pemimpin ISIS itu, Washington Post menulis judul: "Abu Bakr al-Baghdadi, seorang sarjana agama yang keras di pucuk pimpinan Negara Islam, meninggal pada usia 48".
Pemberitaan itu segera menerima reaksi besar-besaran di media sosial. Media itu dituduh hanya menulis secuil terkait "teroris paling mengerikan" di planet ini.
"Seorang sarjana agama yang keras? Mati pada usia 48 tahun? Tidak. Dia terpojok oleh pahlawan militer terberat dan terhebat di dunia!! sebabnya mengapa Amerika tidak akan pernah lagi mempercayai outlet berita palsu arus utama yang korup ini," komentar pembawa acara Fox News Channel, Sean Hannity di Twitter.
Juru bicara nasional GOP Elizabeth Harrington juga mengecam pilihan kata-kata Washington Post.
Dan setelah kemarahan itu, media tersebut mengubah judul beritanya menjadi "Abu Bakar al-Baghdadi, Ketua Teroris Negara Islam Meninggal di Usia 48″.
Tapi sada saat itu, kemarahan terlanjur membara. Hashtags seperti #WashingtonPost dan #WaPostDeathNotices mulai menjadi tren di Twitter.
Pengguna media sosial kemudian mengejek dengan membuat judul berita sarkastik yang memanusiakan 'penjahat' fiksi dan kehidupan nyata.
Tapi bagaimanapun, The Washington Post meminta maaf atas judul berita itu. "Mengenai berita kematian al-Baghdadi kami, tajuk utama seharusnya tidak pernah seperti itu dan kami mengubahnya dengan cepat," tulis Kristine Coratti Kelly, Wakil Presiden, Manajer Umum Komunikasi, Washington Post Live.
Pada hari Minggu, Presiden AS Trump mengumumkan bahwa Baghdadi tewas dalam serangan yang dipimpin oleh pasukan militer AS di Suriah.