RAKYATKU.COM - Satu demi satu keluarga korban mayat dalam kontainer mengungkapkan kesedihan mereka atas tragedi yang menimpa orang yang mereka cintai.
Keluarga Anna Bui Thi Nhung, yang diyakini sebagai korban termuda dalam truk itu, terisak sambil berkata "siapa yang bisa melakukan ini, setelah kami membayar £8.000 (Rp143 juta) untuk kehidupan barunya di Inggris".
Meski demikian, kakak perempuannya mengatakan bahwa mereka masih berharap Anna masih hidup.
"Kami berdoa untuk mukjizat bahwa Anna masih hidup, tetapi kami tidak memiliki banyak harapan," kata Bui Thi Loan dikutip Daily Mail.
"Yang kami inginkan sekarang adalah Anna (mayatnya) pulang. Kami ingin bisa menguburnya dan meratapi dia."
"Dia hanya mencari kehidupan yang lebih baik dan kami masih berjuang untuk memahami bagaimana ini terjadi."
Anna berasal dari kota Yen Thanh di Provinsi Nghe An, sekitar 170 mil dari ibukota Vietnam, Hanoi.
Remaja berusia 19 tahun itu diyakini telah melakukan perjalanan melalui China, sebelum tiba di Jerman kemudian ke Belgia, di mana naik truk kontainer itu.
Tetapi Reuters melaporkan bahwa selama perjalanannya, dia membagikan serangkaian postingan di Facebook. Salah satunya berbunyi: "Saya merasa kesepian di tempat yang saya impikan sehari-hari."
Dia kemudian menulis: "Kembali ke Vietnam, saya pikir Eropa berwarna merah muda. Tetapi ternyata hitam."
Menurut Reuters, sekitar 25 korban truk Essex berasal dari satu desa pertanian Vietnam.
Beberapa dari mereka diperkirakan tewas terbentur-bentur di dinding truk, setelah mereka bepergian melalui pelabuhan Zeebrugge di Belgia.
Polisi Vietnam telah memulai tugas suram untuk mengambil sampel DNA dari kerabat mereka yang diduga meninggal dalam kontainer, untuk proses identifikasi.
Perdana Menteri Vietnam, Nguyen Xuan Phuc telah memerintahkan penyelidikan atas dugaan perdagangan manusia.