RAKYATKU.COM, SINGAPURA - Sebuah pengakuan anonim disampaikan kepada NUSWhispers Singapura, 25 Oktober 2019 lalu. Sebuah insiden membuat hati siswa ini patah hati untuk pertama kalinya.
Dalam pengakuan itu, postingan asli menjelaskan, bahwa mereka tidak bisa pulang selama tiga minggu terakhir, karena beban tugas sekolah yang berat. Jadi, ayah mereka, yang bekerja sebagai petugas kebersihan, memutuskan untuk mengunjunginya, sekalian bisa cuti dari pekerjaannya.
Meskipun hampir berusia 70 tahun, sang ayah masih belum pensiun dan bekerja di country club di siang hari, dan di sebuah pusat komunitas di malam hari. Dia mengambil cuti setengah hari untuk mengunjungi anaknya, dan anaknya membawanya makan malam bersama di sebuah kopitiam.
"Aku tahu ayahku tidak punya uang, jadi aku menawarkan untuk membayar makan malamnya," tulis siswa itu.
Mengetahui anaknya sedang mentraktirnya, ia memilih barang termurah dari menu - bakso ikan. Menurut siswa tersebut, seorang wanita antre di depan mereka, dan meninggalkan cabai di atas meja sebelum dia pergi. Ayah siswa itu mengambil saus dan menaruhnya di nampan, karena mengira itu bumbu tambahan.
Namun, saat wanita itu kembali untuk mengambil cabainya, dia melihat lelaki tua itu mengambilnya dan menaruhnya di atas nampan.
Dia membuat komentar sarkastik yang menyiratkan bahwa seseorang mengambil cabai sambil memberikan pandangan kotor pada lelaki tua itu.
Ayah siswa itu segera meminta maaf dan menjelaskan kepada wanita itu bahwa itu adalah kesalahpahaman. Lalu dengan cepat menawarkan untuk mengembalikan cabai kepadanya.
Wanita itu menjawab dalam bahasa Mandarin, berkata, “Aku tidak menginginkannya karena kamu sudah menyentuhnya. Kamu sangat kotor."
Kata-kata ini menusuk hati siswa itu, dan dia hendak melawan tetapi dihentikan oleh ayahnya.
Ayah mengatakan kepada putranya bahwa dia sudah terbiasa, dan bahkan dia alami setiap hari. Itu membuat siswa itu menangis ketika mereka mulai makan.
Siswa mengakhiri pengakuan dengan mempertanyakan apa yang telah mereka lakukan terhadap orang-orang kaya, hingga mereka diperlakukan dengan buruk.