Minggu, 27 Oktober 2019 15:10

Presiden Turki Gugat Majalah Prancis Karena Dicap 'Pembasmi'

Suriawati
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah meluncurkan proses hukum terhadap sebuah majalah Prancis karena dicap 'The Eradicator' atau pembasmi.

RAKYATKU.COM, ANKARA - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah meluncurkan proses hukum terhadap sebuah majalah Prancis karena dicap 'The Eradicator' atau pembasmi.

Menurut kantor berita Anadolu, keluhan itu diajukan terhadap direktur Le Point, Etienne Gernelle, dan kepala layanan internasional majalah itu, Romain Gubert.

Minggu ini, Le Point menerbitkan sampul berisi gambar Erdogan memberikan penghormatan militer, dengan subtitle 'Ethnic cleansing: the Erdogan method,' yang berarti 'pembersihan etnis, metode Erdogan'.

Tajuk utama sampul menyebut Erdogan pembasmi, dan bertanya: "Apakah dia akan diizinkan untuk membantai orang Kurdi, dan mengancam Eropa?"

Majalah itu menyoroti langkah Erdogan mengirim pasukannya ke Suriah untuk membersihkan pasukan Kurdi, dan membentuk zona aman di sekitar perbatasan.

Namun pemberitaan itu memancing kritik tajam dari pejabat pemerintah Turki.

Dalam sebuah petisi yang diajukan ke kantor kejaksaan Ankara, pengacara Erdogan, Huseyin Aydin mengatakan bahwa sampul itu "menghina secara terbuka" terhadap presiden, dan itu adalah sebuah kejahatan di Turki.

"Ini adalah contoh khas kebodohan dari sebuah negara yang sejarahnya penuh dengan contoh dramatis genosida dan pembantaian untuk mencoba mengajarkan sesuatu kepada Presiden ... dan tuduhan yang tidak berdasar," kata pengacara itu, dikutip oleh Anadolu.

Sebuah sumber di kantor kejaksaan umum Ankara mengatakan kepada AFP bahwa penyelidikan telah dilakukan setelah pengaduan tersebut.

Tentara Turki melancarkan serangan militer pada 9 Oktober terhadap militan Kurdi di Suriah.

Presiden Prancis Emmanuel Macron telah menyerukan diakhirinya serangan Turki, karena menganggap itu berisiko menciptakan "kondisi kemanusiaan yang tak tertahankan" dan bisa membuat ISIS muncul kembali di kawasan itu.

Pada hari Kamis, Erdogan, tanpa merujuk secara eksplisit ke Le Point, mengecam Prancis karena mengkritik tindakan militer Turki.

Ini bulan pertama kalinya Le Point menunjuk keras kepada presiden Turki. Tahun lalu majalah ini mengalami pelecehan dan intimidasi oleh para pendukung Erdogan setelah mencapnya 'The Dictator' di sampul depannya.