Sabtu, 26 Oktober 2019 16:31

39 Mayat di Kontainer: Kakak Bayar Rp500 Juta kepada Penyelundup untuk Bawa Adiknya ke Inggris

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Pham Thi Tra My diduga jadi salah satu korban 39 mayat di kontainer. (Foto: Keluarga Pham Thi Tra My)
Pham Thi Tra My diduga jadi salah satu korban 39 mayat di kontainer. (Foto: Keluarga Pham Thi Tra My)

Paling tidak 6 dari 39 jenazah yang ditemukan di truk kontainer berpendingin di Essex, Inggris diperkirakan berasal dari Vietnam.

RAKYATKU.COM - Paling tidak 6 dari 39 jenazah yang ditemukan di truk kontainer berpendingin di Essex, Inggris diperkirakan berasal dari Vietnam.

Berdasarkan laporab BBC, informasi ini dari enam keluarga Vietnam yang khawatir sanak saudara mereka termasuk di antara korban.

Korban dari Vietnam termasuk Pham Thi Tra My, 26, yang hilang kabarnya sejak ia mengirimkan SMS pada Selasa (22/10/2019) dan mengatakan ia tidak bisa bernapas di kontainer kulkas dengan suhu dapat mencapai -25C.

Seorang pria telah ditahan di bandara Stansted dengan dugaan melakukan pembunuhan dan menyelundupkan manusia.

Paling tidak 6 dari 39 jenazah yang ditemukan di truk kontainer berpendingin di Essex, Inggris diperkirakan berasal dari Vietnam.

Seorang pria telah ditahan di bandara Stansted dengan dugaan melakukan pembunuhan dan menyelundupkan manusia.

Pria berumur 48 tahun dari Irlandia Utara itu adalah orang keempat yang ditahan terkait penyelidikan itu.

Kakak Tra My, Pham Ngoc Tuan, mengatakan mereka membayar sekitar Rp500 juta kepada penyelundup untuk membawa adiknya ke Inggris. Lokasi terakhir dia adalah di Belgia.

Para penyelundup diketahui telah mengembalikan uang kepada sejumlah keluarga.

Kakak Tra My juga mengatakan kepada BBC, "Adik saya hilang pada tanggal 23 Oktober dalam perjalanan dari Vietnam ke Inggris dan kami tak dapat mengontaknya. Kami khawatir dia berada di kontainer itu."

"Kami bertanya kepolisian Inggris untuk membantu menyelidiki sehingga adik saya bisa dikembalikan ke keluarga kami," tambahnya.

Pesan terakhir yang diterima dari Tra My adalah pada pukul 22.30 waktu setempat Selasa (22/10/2019), dua jam sebelum kontainer itu tiba di terminal Purfleet dari Zeebrugge, Belgia.

Keluarganya menunjukkan SMS yang ia kirim ke orang tuanya dan berbunyi, "Maaf sekali, maafkan saya ibu dan bapak, perjalanan saya ke negeri asing gagal."

"Saya sekarat, saya tak bisa bernapas. Saya sangat sayang ibu dan bapak. Maafkan saya, ibu."

Kakak Tra My mengatakan kepada BBC, perjalanannya ke Inggris dimulai pada 3 Oktober. Ia mengatakan keluarganya tak dapat mengontaknya karena 'orang yang mengurus' tidak mengizinkannya menerima telepon.

"Dia terbang ke Tiongkok dan berada di sana dua hari dan kemudian terbang ke Prancis," kata abang Tra My.

"Dia mengontak kami setiap dia sampai pada satu tujuan. Upaya pertama menyeberang ke Inggris dilakukan pada 19 Oktober, namun ia ditangkap dan dikembalikan. Saya tak tahu pelabuhan mana."

Tra My, 19, berasal dari kota Nghen, provinsi Ha Tinh, ke kepolisian Essex, serta rincian lain dari pihak yang mengklaim memiliki informasi.

Abang Tra My mengatakan adiknya menelepon pukul 07.20 waktu Belgia pada Selasa (22/10/2019) dengan mengatakan ia akan masuk ke kontainer dan mematikan telepon untuk menghindari terdeteksi. Sejak itu ia tak terdengar lagi.

Ia mengatakan seorang penyelundup telah mengembalikan uang kepada keluarganya pada malam itu. Keluarga warga Vietnam lain berusia 26 tahun yang melakukan perjalanan yang sama juga telah menerima uang kembali.

Sementara itu, keluarga Nguyen Dinh Luong, juga mengatakan mereka khawatir warga Vietnam berusia 20 tahun itu termasuk 39 jenazah yang ditemukan.

Juru bicara kedutaan Vietnam di London memastikan mereka telah mengontak kepolisian Essex.

Koban di dalam kontainer adalah 31 pria dan delapan perempuan, menurut kepolisian Essex yang pada awalnya mengira mereka semua berasal dari China.

Jenazah di kontainer itu ditemukan di daerah industri Grays pada pukul 01:40 waktu setempat Rabu (23/10/2019).

Dalam jumpa pers, pejabat polisi Pippa Mills mengatakan pihaknya tidak akan mengeluarkan kewarganegaraan korban sampai proses identifikasi selesai.

Data GPS menunjukkan kontainer kulkas itu melintas bolak balik dari Inggris dan Eropa daratan beberapa hari sebelum ditemukan.

Kontainer itu dipinjam dari Global Trailer Rentals pada 15 Oktober. Perusahaan itu mengatakan mereka "sama sekali tidak mengetahui bahwa truk itu akan digunakan untuk keperluan yang telah terungkap."

Kepolisian Essex mengatakan bagian depan dari truk itu masuk ke Inggris melalui Holyhead -pelabuhan laut Irlandia di Wales pada hari Minggu 20 Oktober, dalam perjalanan dari Dublin.

Suhu di kontaner kulkas itu dapat mencapai -25C. Truk itu kini diamankan di Essex.

Para penyidik masih memeriksa supir truk, Mo Robinson, dari County Armagh, Irlandia utara. Ia ditahan hari Rabu (23/10), dan dua lainnya juga tela hditahan dengan dugaan pembunuhan.

Sumber: BBC Indonesia