Sabtu, 26 Oktober 2019 14:15

Peternak Ayam Broiler Akan Dibangunkan Teknologi Close House, Seperti Apa?

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Wabup Gowa, Abd Rauf Malaganni (pakai kopiah) saat pertemuan dengan PT Fortress Data Service (FDT), yang menawarkan kerjasama dengan Pemkab Gowa, terkait peternakan ayam broiler.
Wabup Gowa, Abd Rauf Malaganni (pakai kopiah) saat pertemuan dengan PT Fortress Data Service (FDT), yang menawarkan kerjasama dengan Pemkab Gowa, terkait peternakan ayam broiler.

PT Salim Group Indonesia melalui salah satu anak perusahaannya, PT Fortress Data Service (FDT), menawarkan kerjasama dengan Pemkab Gowa. Kerjasama tersebut,  untuk meningkatkan produksi UMKM, seperti

RAKYATKU.COM, GOWA - PT Salim Group Indonesia melalui salah satu anak perusahaannya, PT Fortress Data Service (FDT), menawarkan kerjasama dengan Pemkab Gowa. Kerjasama tersebut,  untuk meningkatkan produksi UMKM, seperti peternakan, pertanian, perikanan, warung, dan pompa bensin.

President Director PT Fortress Data Service, Sutjahyo Budiman, saat melakukan ekspose di hadapan Wabup Gowa, Abd Rauf Malaganni mengatakan, salah satu yang ditawarkan, yakni teknologi close house atau kandang ayam tertutup bagi peternak ayam broiler.

Kandang tertutup, lebih optimal dibandingkan kandang terbuka yang selama ini dimiliki masyarakat, khususnya di Kabupaten Gowa. 

"Salah satu kelebihannya lagi bagi peternak, selama inikan jika harga ayam broiler turun otomatis harga di pasaran juga akan anjlok, sehingga jika bekerjasama dengan kami, itu akan kita jamin pemasarannya dan harganya sesuai dengan yang kita tentukan sebelumnya, baik ketika anjlok pun harga tetap sama perjanjian jadi peternak tidak akan rugi," jelasnya.

Selain itu, Sutjahyo menyebutkan, ayam yang dipelihara dengan kandang tertutup, akan menghasilkan bobot lebih berat dalam, dibandingkan ayam di kandang terbuka atau konvensional. Sebab, temperatur suhu dan kecepatan angin di dalam kandang tertutup lebih stabil, bahkan dilengkapi CCTV yang bisa dimonitor jika berada di luar.

"Untuk pembangunan kandang tersebut, semuanya akan dibangun oleh PT Salim dengan dana Rp300 juta, namun itu tidak dibayar langsung oleh peternak, tetapi dibiayai terlebih dahulu oleh bank kerjasamanya yakni Bank Hasamitra, nantilah masyarakat akan menyicil biaya itu di bank tersebut," katanya.

Terkait bagi hasil, pihaknya terlebih dahulu akan mensurvei kualitas UMKM di Gowa, untuk mengetahui apakah sesuai standar Salim atau tidak. Jika sesuai standar, maka pihaknya akan melakukan pertemuan lagi dan menentukan harga sesuai pasar.

Sementara itu Kabid Produksi dan Penyebaran Ternak Dinas Peternakan dan Perkebunan, Chaerul Aswar mengatakan, data terakhir saat ini sekitar 1,9 juta ekor ayam broiler perproduksi dengan jumlah peternak 375 orang, dan semuanya adalah kandang terbuka atau open house.

"Jika ditanya ketertarikannya, saya pribadi cukup tertarik selain mengurangi angka kematian ayam juga memadatkan dagingnya, hanya saja kita harus tahu keuntungannya bagaimana karena semua peternak pasti akan bertanya bagaimana tentang bagi hasilnya," jelasnya.

Olehnya itu, dirinya mengungkapkan ini peluang besar bagi Kabupaten Gowa, jika bisa mengadaptasi teknologinya. Salah satunya, kurangnya kematian ayam dengan kandang tertutup ini.

Menanggapi hal itu, Wakil Bupati Gowa, Abd Rauf Malaganni mengaku tertarik. Namun, harus memgetahui keuntungan apa yang didapat oleh para peternak. Sehingga dirinya meminta terlebih dahulu melakukan survei, agar nantinya bisa memaparkan hasil survei tersebut dan bagaimana bagi hasilnya.

"Silakan survei dulu, karena peternak kita pastinya mau tahu berapa keuntungannya sebelum kami sosialisasikan ke bawah. Nanti setelah survei segera paparkan kepada kami kembali bersama pak Bupati," imbaunya.

Pria yang akrab disapa Karaeng Kio ini, mengarahkan Dinas Koperasi dan UMKM untuk memberikan data terkait berapa UMKM di Gowa untuk dilakukan survei, agar PT Salim Grup lebih terbantu saat turun ke lapangan. (Ishak Agus)