Jumat, 25 Oktober 2019 21:31

Detik-detik Wali Kota Tewas Ditembak Mati, Usai Ditangkap karena Pukuli Tukang Pijat

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
David Navarro
David Navarro

Jumat, 25 Oktober 2019. Siang itu, pukul 14.30 waktu Filipina. Wali Kota Clarin, David Navarro (50), dibawa dengan mobil polisi ke kantor jaksa Cebu City. Dia rencana hendak menjalani pemeriksaan.

RAKYATKU.COM, MANILA - Jumat, 25 Oktober 2019. Siang itu, pukul 14.30 waktu Filipina. Wali Kota Clarin, David Navarro (50), dibawa dengan mobil polisi ke kantor jaksa Cebu City. Dia rencana hendak menjalani pemeriksaan.

Sehari sebelumnya, Kamis, 24 Oktober 2019, Navarro ditangkap setelah memukul seorang tukang pijat pria. Waktu itu, dia memaksa seorang tukang pijat wanita memijat organ intimnya. Namun wanita itu tidak mau. Saat hendak dipukul, seorang tukang pijat pria membela rekannya. Navarro lalu melampiaskan kemarahannya kepada pemijat pria.

Dilansir media lokal Filipina, Phil Star, Jumat (25/10/2019), Carlo Balasoto, salah seorang polisi yang mengawal Navarro mengatakan, saat dibawa ke kantor Jaksa Cebu City, ada sekitar 10 pria tak dikenal, mencegat mobil polisi yang membawa Navarro. Salah satu penyerang, menarik Navarro keluar dari mobil polisi dan menembaknya.

Sedikitnya, satu polisi yang mengawal Navarro mengalami luka-luka dalam insiden ini.

Sejumlah saksi mata, yang dikutip media-media lokal Filipina, menyebut sejumlah pria bermasker yang membawa senjata laras panjang dan menumpang sebuah van. Awalnya, mereka melepas sejumlah tembakan ke arah mobil polisi yang membawa sang Wali Kota. Tembakan itu memecahkan kaca jendela mobil.

Saksi mata di lokasi menyebutkan, salah satu pelaku meminta sang Wali Kota untuk keluar dari mobil polisi, kemudian menembaknya hingga tewas dari jarak dekat.

Motif di balik penembakan yang menewaskan Navarro ini belum diketahui pasti. Penyelidikan tengah berlangsung.

Navarro sendiri adalah politikus yang terlibat narkoba, yang dirilis Presiden Rodrigo Duterte beberapa waktu lalu. Daftar yang dirilis Duterte pada 14 Maret lalu menyebutnya ada 46 pejabat pemerintah daerah, termasuk Navarro, yang diduga terlibat aktivitas narkoba ilegal.