Jumat, 25 Oktober 2019 09:07
Catatan: Fusuy Nahbus

Rudi; Anak Lakkang Ini Memang Hebat!

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Rudianto Lallo.
Rudianto Lallo.

Ya, dia adalah Rudianto Lallo. Pemuda asal Lakkang, yang kini duduk sebagai orang nomor satu di DPRD Makassar.

KAMIS (24/10/2019) siang. Waktu jam tangan menunjuk angka 10.35 Wita. Bertempat di lantai 2, gedung wakil rakyat; DPRD Makassar.

Seorang lelaki berpostur sedang menyapa. "Assalamualaikum. Apa kabar, Kak?" katanya, akrab. Dalam hati saya berkata, "Sosok ini tidak berubah. Karakternya masih sama seperti di kampus, dahulu."

Memang ada yang berbeda dari penampilannya. Rapi. Pakaian yang digunakan licin. Sudah harum pula. Tapi karakter "tertawa lepasnya" masih seperti yang dahulu. Kendati, memang, pembawaannya makin dewasa. Makin matang.

Ya, dia adalah Rudianto Lallo. Pemuda asal Lakkang, yang kini duduk sebagai orang nomor satu di DPRD Makassar.

Semenjak mahasiswa, saya mengenalnya. Setelah selesai, ia pun mengadu nasib di ibu kota negara: Jakarta. Dia 'berguru' sebagai lawyer.

Rudi adalah sosok tangguh. Dia terlahir dari keluarga sederhana. Anak 'rakyat' biasa. 

Saban hari saat kuliah, dia harus naik perahu. Maklum, Lakkang, kelurahan dan pulau di Kecamatan Tallo, Kota Makassar, adalah daerah yang sulit dijangkau. Bahkan, mungkin tak berlebihan apabila dikatakan daerah pinggiran. Dan, itu dilakoninya sampai sarjana.

Saya pernah ke rumahnya. Masuk wilayah Makassar, memang. Tapi, termasuk daerah yang sulit dijangkau. Semua kebutuhan diangkut dengan perahu. Termasuk kendaraan roda dua. 

Medannya susah. Lewat pematang. Jalan setapak lagi. Singkat kata, untuk sampai di Lakkang, butuh perjuangan.

Setelah salaman, Rudi pun menyilakan saya duduk. Kebetulan saat silaturahmi, saya bersama Mulyadi Abdullah (Direktur Rakyatku.com), Muhammad Taufik (Wakil Direktur), Dhiba Pratiwi (Sekretaris), Adil Patawai Anar (Manajer), dan Syukur (Reporter). 

Dia menggunakan baju biru. Soal warna ini, saya mafhum betul. Warna kebesarannya. Ya, sesuai dengan warna partainya; NasDem. 

Seakan kembali bernostalgia, kami pun bicara soal kampus. Ya, kampus kami tercinta; Universitas Hasanuddin.

Perbincangan juga menyerempet kepada sejumlah tokoh Sulsel. Tak ketinggalan,  konstalasi politik Makassar jelang Pilwalkot Makassar. Saking asyik mengobrol, silaturahmi sampai satu jam lebih.

Rudi juga sempat berkisah soal peruntungannya di dunia politik. Awalnya, coba-coba. Dengan modal seadanya dari bantuan teman-temannya pula. Namun, ia tak patah arang. Mungkin, sekali lagi mungkin, karena ditempa sebagai aktivis plus perjuangan hidup keras, Rudi berhasil meraih kursi. Periode pertama, Rudi pun duduk sebagai wakil rakyat.

Dan, pada periode kedua, Rudi kembali membuktikan dengan terpilih meyakinkan. Dan akhirnya, oleh partainya, ia diberi amanah sebagai orang nomor wahid di DPRD Makassar. Itu berarti, Rudi 'anak rakyat', kini memimpin rumah rakyat. Tempat terhormat.

Tidak mudah, pasti. dunia politik sangat dinamis. Selain eksternal partai, internal pun juga perlu persaingan. Sama-sama 'pedis'. Soal ini, pembaca pasti tahu maksudnya.

Namun, satu hal yang perlu menjadi catatan dari seorang Rudianto Lallo. Rudi terlahir dari keluarga sederhana. Pun bukan siapa-siapa. Dia meniti kariernya dengan kerja keras. Ia pantang menyerah. Dan ini, patut menjadi pembelajaran. Bagi siapa saja. Yang kebetulan ditakdirkan lahir dari keluarga sederhana.

Rudi mengaku, tak punya banyak uang. "Jujur, saya tak punya banyak uang, tapi saya punya loyalitas dan banyak teman. Kepada bos di partai dan perintah partai, saya pasti tunduk. Dan itu saya pegang," tandasnya, pasti. 

Rudi juga mengaku salut kepada sosok Surya Paloh, Rusdi Masse, dan sejumlah tokoh NasDem. Rudi sangat bersyukur bisa bergabung di partai perubahan ini. Dia mengaku banyak menimba ilmu. Juga, pengalaman.

Tak ayal memang, kepada staf DPRD Makassar, Rudi selalu berbicara perubahan. Termasuk soal kondisi gedung wakil rakyat itu. "Ruangan teman-teman di DPRD Makassar ini kecil. Itu jugalah penyebabnya, mengapa anggota dewan lebih suka ngumpul di fraksi. Tidak itu saja. Gedungnya (Gedung DPRD Makassar, Red)  juga tidak jelas mana tangganya. Ini semua perlu perubahan," katanya, dengan nada protes.

Kagum dan bangga. Itu yang saya rasakan. Anak Lakkang ini memang hebat. Sebagai kakak, penuh harap, perubahan yang menjadi mimpimu bisa terwujud. Dengan catatan, amanah rakyat yang berada di pundakmu harus terlaksana dengan baik. Dan itu, menjadi nomor wahid! Sama wahidnya dengan kursi yang engkau miliki. Kami mendoakanmu. Selamat menjalankan amanah Pak Ketua!