RAKYATKU.COM, MAROS - Kamis, 24 Oktober 2019. Di Kantor Desa Pucak, Kecamatan Tompobulu, Kabupaten Maros, ada sekitar 60 orang berkumpul. Ada yang memakai jas almamater merah, ada memakai baju batik dan celana panjang atau rok abu-abu. Mereka adalah petinggi dan mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Unhas, bersama siswa-siswi SMA setempat, yang berbaur dengan para aparat kantor desa dan tokoh masyarakat setempat.
Ini adalah kegiatan FIB Unhas "Bina Desa Literasi" dengan tema, "Peningkatan Budaya Literasi Masyarakat Pedesaan".
Memberikan sambutan dalam acara pembukaan, Dr. Andi M. Akhmar, S.S., selaku Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kemitraan Fakultas Ilmu Budaya Unhas, yang juga sebagai penanggung jawab kegiatan, menyampaikan, kegiatan Bina Desa Literasi ini adalah kegiatan bidang kemahasiswaan Universitas Hasanuddin, yang dimaksudkan untuk mengajak mahasiswa mengambil bagian dalam program pengabdian kepada masyarakat.
“Mahasiswa adalah salah satu unsur dari civitas akademik. Dan karena itu, sudah seharusnya mereka mengambil bagian dalam program pengabdian kepada masyarakat,” ungkapnya.
Ia juga menambahkan, mendorong program Bina Desa yang berupaya meningkatkan budaya literasi masyarakat di pedesaan, adalah suatu program yang strategis. Disebut strategis, karena saat ini masyarakat desa membutuhkan pengetahuan dan kearifan yang lebih mumpuni, di tengah-tengah kehidupan masyarakat yang telah menyerap dan memanfaatkan media digital dan media sosial yang berbasis online.
Pertama-tama lanjut Akhmar, yang diperlukan adalah ketersediaan bahan bacaan baik dalam bentuk buku maupun bacaan-bacaan yang bersumber dari media online. Pustaka desa diharapkan menjadi jawaban dari kebutuhan tersebut.
Gagasan program peningkatan budaya literasi ini, juga disambut dengan baik oleh Camat Tompo Bulu, Nurman Salam. Ia mengatakan, Pemerintah Kecamatan Tompo Bulu, bersedia mengembangkan program peningkatan literasi pedesaan ini.
"Pemerintah bersedia mendukung lewat program dana desa, dan bahkan gedung kesenian yang terletak di sebelah barat kantor desa yang sedang dibangun saat ini, sebagian dapat digunakan sebagai perpustakaan atau taman baca dan diskusi,” ungkapnya.
Pada kesempatan itu pula, Camat Tompo Bulu mencanangkan program Pustaka Desa, Desa Pucak, Kecamatan Tompo Bulu.
Pencanakan Pustaka Desa ini, menjadi sangat mungkin diwujudkan. Selain telah disiapkan tempat, Pimpinan Fakultas Ilmu Budaya Unhas juga siap membantu. Bahkan pada kesempatan ini, tim Bina Desa Fakultas Ilmu Budaya, telah menyerahkan 1.000 buku kepada pihak Sekretaris Desa.
Buku-buku tersebut, adalah sumbangan dari para dosen dan alumni, serta beberapa penerbit di Makassar, yaitu Masagena Press dan penerbit Pustaka Refleksi.
Menurut Koordinator program Bina Desa FIB Unhas, Dr. Ilham, S.S., M.Hum., buku-buku sumbangan tersebut dikumpulkan selama seminggu, dan sumbangan buku masih bisa diupayakan melalui jaringan Pustaka Bergerak.
"Jika Pemerintah Desa dapat menyiapkan tempat, baik ruangan maupun rak-rak buku, kami bisa menghimpun jumlah buku yang lebih banyak lagi,” ungkapnya.
Materi-materi penyuluhan yang disampaikan dalam program Bina Desa ini, adalah masih bersifat dasar, yaitu tentang perpustakaan dan bagaimana mengelolanya, pengetahuan literasi, dan memanfaatkan buku sebagai sumber pengetahuan.
Materi terasebut dibawakan oleh Rismayanti, S.S., M.Hum., dosen Departemen Sastra Indonesia, Suratman mahasiswa Departemen Ilmu Sejarah, dan Firza mahasiswa Departemen Sastra Prancis.
Bahkan salah seorang narasumber yang hadir adalah Salahuddin Alam, yang merupakan penggiat Pustaka Jeruji Maros. Para peserta memberikan respons yang positif dengan mengajukan semlah pertanyaan, yang terkait dengan bagaimana strategi membaca yang efektif dan mengembangkan gagasan melalui diskusi dan menulis.
Pada akhir acara, Sekretaris Desa bersama Ketua BPD Desa Pucak, Pimpinan Fakultas Ilmu Budaya Unhas, berserta tokoh-tokoh masyarakat, tokoh-tokoh pemuda serta para siswa yang hadir, membuat komitmen bersama untuk mewujudkan keberadaan Pustaka Desa Pucak sebagai upaya untuk menguatkan budaya literasi masyarakat di Desa Pucak.