RAKYATKU.COM, RUSIA - Pada malam jahanam, dengan kejam Elizaveta Dubrovina (22), menikamkan pisau 189 kali ke tubuh Stefania (17) di rumah kekasihnya, di Kota St Petersberg, Rusia.
Beberapa tikaman mengenai alat vital korban. Sang adik pun tewas bersimbah darah. Tak cuma itu, Elizaveta masih melanjutkan kekejamannya. Dia memotong telingan Stefania, juga mencungkil bola matanya.
Stefania, sempat berteriak memohon ampun. Namun Elizaveta kalap. "Bertahun-tahun kau mencoba meniru penampilan saya, termasuk rambut dan rias wajah saya. Kenapa?" teriak Dubrovina.
Di pengadilan, Elizaveta Dubrovina terpekur. Dia mengaku atas pembunuhan sadis pada 2016 itu.
Sebuah video menunjukkan, Elizaveta dibawa pergi ke sel tahanan dengan tangan terborgol.
Sebuah pernyataan oleh kantor kejaksaan kota mengatakan, karena hubungan permusuhan pribadi, terdakwa menikam adiknya setidaknya 189 kali dengan pisau ke organ vitalnya, dan memotong telinga kanannya.
“Korban meninggal di tempat kejadian, karena beberapa luka dan kehilangan banyak darah.
"Pengadilan mendapati Elizaveta bersalah dan menghukumnya 13 tahun di penjara koloni," ujar juru bicara pengadilan St Petersberg.
Stefania terbunuh di rumah pacarnya Alexey Fateev (44). Saat kejadian, Fateev sedang pergi berbelanja. Ketika pulang, Fateev menemukan tubuh bugil Stefania yang bersimbah darah. Elizaveta saat itu hendak melarikan diri, namun Fateev berhasil menangkapnya.
Pembunuhnya ditangkap dan dikirim untuk perawatan kejiwaan wajib.
Tetapi pengadilan memutuskan dia layak untuk diadili dan sekarang telah dihukum.
Jaksa penuntut menambahkan, Elizaveta mencemooh saudara perempuannya, menyebabkannya menahan rasa sakit yang luar biasa karena ketidaksukaannya.
"Selama pembantaian, dia menyebabkan setidaknya 189 tusukan pada adiknya - di kepala, leher, dada, lengan dan kaki.
"Elizaveta menyalin gambar adik perempuannya - warna rambut yang sama, lipstik yang sama.
"Ada foto-foto kedua kakak beradik yang saling berpelukan, tetapi tidak ada keraguan, bahwa kakak perempuan itu iri pada yang lebih muda."
Ada pengakuan mengejutkan dari Elizaveta. Saat itu, dia berusaha membuat seolah-olah adiknya dibunuh oleh Fateev.
Jadi Elizaveta menelanjangi Stefania dan membuat skenario, seolah-olah pembunuhan itu karena Fateev cemburu Stefania berpose untuk model foto telanjang.
Kepada TV Rusia, Fateev menyangkal hubungannya dengan kematian Stefania, dan penuntut mengatakan dia adalah saksi bukan tersangka.
Gadis-gadis menghabiskan waktu di panti asuhan sebagai anak-anak, tetapi ibu mereka Oksana Dubrovina mendukung Elizaveta.
Bibinya Ekaterina Dubrovina menyebut kematian Stefania sebagai 'tragedi yang mengejutkan'.
"Darahku berubah menjadi es," ujarnya.
Penampil St Petersburg, Stas Baretsky (45), yang mengenal kedua saudari itu, menyebut penjara itu "terlalu banyak" dan mengklaim telah terjadi keguguran keadilan.
"Saya harap hukuman itu dipertimbangkan kembali, karena saya yakin dia tidak bersalah," ujar Baretsky.