RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Makassar Komisi D, kembali melakukan inspeksi mendadak (sidak) di sejumlah sekolah di Kota Makassar.
Sidak yang digelar Rabu, 23 Oktober 2019, diawali dengan mendatangi sekolah SD Inpres Unggulan BTN Pemda. Pasca sidak di SD Inpres ini, anggota dewan melanjutkannya ke Kantor Dinas Pendidikan Kota Makassar.
Di dalam Kantor Dinas Pendidikan Kota Makassar, Wahab Tahir selaku Ketua Komisi D mengomentari kondisi di dalam kantor dinas yang disebutnya tidak layak.
"Ini ruangan kenapa panas begini. Bagaimana Anda bisa bekerja maksimal dengan kondisi seperti begini. Mana bagian pengadaan kok yang seperti ini tidak ada pengadaan AC," ungkap Wahab dengan nada tinggi.
Legislator tiga periode ini menyentil dana yang dikelola oleh Dinas Pendidikan.
"Ini di sini kelola uang banyak, tapi kenapa tidak layak begini ruangannya. Kita mau kasi AC semua sekolah ternyata lebih hancur di sini," semprot Wahab ke pegawai dan Plt Kadis Pendidikan Azis Hasan dengan mimik muka yang tegang.
Sementara itu, Wakil Ketua Komisi D Fatma Wahyudi mengatakan, kunjungan ke beberapa seolah untuk mengecek sarana dan prasarana sekolah-sekolah di Makassar.
"Ada yang betul-betul butuh bantuan sarana dan prasarana, termasuk di kantor dinas betul butuh renovasi karena tidak nyaman di dalam. Ini sentral pendidikan SD dan SMP, sementara kerja saja di sini susah," ungkap Fatma.
Legislator wanita yang berhasil kembali ke parlemen ini mengatakan, akan membawa persoalan ini ke DPRD Makassar. Pihaknya pun akan mengundang pihak terkait untuk mencari jalan keluar dari persoalan yang ditemukan.
"Kami akan bicarakan dengan pemkot. Sarana dan prasarana gedung tidak layak bekerja. AC, komputer dan beberapa hal tidak layak dan ini berdampak ke anak didik kita," tambahnya.
Pasca sidak di Kantor Dinas Pendidikan Kota Makassar, anggota dewan yang didampingi oleh Wakil Ketua DPRD Makassar Nurhaldin, melanjutkan sidak di beberapa sekolah lainnya.
Sementara itu, Plt Kadis Pendidikan Kota Makassar, Azis Hasan enggan berkomentar terkait kondisi kantor dinas yang ditemukan oleh anggota dewan. Azis buru-buru naik mobil dengan alasan akan melanjutkan perjalanan ke sekolah lain bersama anggota dewan.