RAKYATKU.COM - Seorang sukarelawan gereja diduga memperlakukan 240 wanita sebagai budak seks, dan memaksa beberapa dari mereka berhubungan badan dengan orang asing atau binatang.
Roney Schelb adalah sukarelawan di sebuah gereja di Muriaé, sebuah kota di negara bagian Minas Gerais. Dia ditangkap pada 11 Oktober di rumahnya di Belo Horizante. Polisi juga menemukan dokumen yang merinci semua informasi korbannya, serta laptop, tablet, dan kostum seks.
Polisi Minais Gerais mengatakan bahwa pria berusia 32 tahun itu melecehkan wanita selama periode empat tahun di 11 negara bagian.
Penyidik utama, Magno Machado Nogueira mengatakan bahwa Schelb melakukan kontak dengan para korbannya dengan membuat akun media sosial palsu dan WhatsApp.
Dia menawarkan para wanita bahwa dia akan membayarnya $970 hingga $ 2.400, jika dikirimi video dan gambar yang intim.
Tapi Schelb diduga memberi mereka bukti transfer bank palsu. Dan setelah menerima gambar telanjang, ia memeras para wanita dengan mengancam akan mengungkapkan rekaman itu kepada teman-teman dan anggota keluarga mereka.
Penyelidik mengatakan, dia akan memeras korban agar mengirimkan lebih banyak video dan foto.
Tak hanya itu. Dia diduga memaksa beberapa korbannya untuk bertemu langsung, dan dia akan memperkosa mereka.
Wanita yang lokasinya jauh akan dipaksa untuk berhubungan seks dengan pria atau hewan, dan mengiriminya rekaman video.
Polisi mengatakan dia memaksa beberapa korbannya untuk menandatangani kontrak seks, mirip dengan yang ditemukan dalam novel erotis Fifty Shades of Grey.
Kontrak itu menyatakan wanita akan mengizinkannya melakukan apa pun yang dia inginkan kepadanya. Kontrak juga mengatakan dia bisa memukul para wanita sekeras yang dia mau.
Polisi menghabiskan hampir sebulan untuk menyelidiki Schelb setelah seorang wanita datang dan mengajukan pengaduan ke Kantor Polisi Kejahatan Dunia Maya.
Sampai hari Senin (21/10/2019), simpatisan masih memeriksa setidaknya 1.600 kontak wanita yang telah dia susun, untuk dihubungi melalui telepon.
Diduga bahwa korban Schelb termasuk delapan anak di bawah umur, serta gadis remaja dan wanita muda dan setengah baya.
Schelb membantah tuduhan itu.
"Ketika Anda berbicara tentang pemerkosaan, Anda membayangkan tindakan kekerasan atau sesuatu. Saya tidak pernah melakukan itu, saya tidak bersalah," katanya.
Salah satu korban mengatakan bahwa Schelb tahu segalanya tentang dia, termasuk pekerjaannya dan bosnya, serta nama ibunya dan gerejanya.
“Dia adalah warga negara sadis yang melakukan sejumlah besar kejahatan. Kejahatan terhadap martabat seksual wanita. Kejahatan terhadap kemanusiaan," kata penyidik Nogueira, menurut media Brasil G1.
"Karena dia membuat para wanita budak ini, dengan cara paling pengecut dan menakutkan yang pernah kita dengar."