RAKYATKU.COM - Pertempuran sengit Turki dan pejuang Kurdi terus berlanjut di hari kedelapan ini. Presiden Recep Tayyip Erdogan mengatakan aksi militer itu bertujuan untuk memindahkan pasukan pimpinan Kurdi dari daerah perbatasan dan menciptakan "zona aman" untuk pengungsi Suriah.
Langkah itu dilakukan setelah Amerika Serikat mengumumkan akan menarik pasukannya dari daerah itu, meninggalkan Pasukan Demokrat Suriah (SDF), sekutu utamanya dalam pertempuran melawan Negara Islam Irak dan kelompok bersenjata Levant ( ISIL atau ISIS), tanpa Dukungan militer AS, dikutip dari Al Jazeera, Kamis (17/10/2019).
Pada hari pertama Turki melancarkan ofensifnya di timur laut Suriah, Trump menulis kepada Erdogan mengatakan bahwa presiden Turki akan dikenang sebagai "setan" jika dia bergerak maju dengan aksi militer.
Trump memulai suratnya pada tanggal 9 Oktober yang menunjukkan bahwa mereka dapat "bekerja dengan baik".