RAKYATKU.COM - China berencana akan memperkenalkan mata uang digitalnya sendiri.
Pada akhir September, gubernur bank sentral Yi Gang mengatakan bahwa mata uang baru China mungkin terkait dengan sistem pembayaran elektronik yang ada, seperti aplikasi telepon WeChat dan AliPay.
Meskipun ia tidak memberikan jadwal peluncuran, media China melaporkan bahwa mata uang digital akan tiba pada 11 November bertepatan dengan Singles Day, acara penjualan online besar-besaran.
Yi tidak mengatakan seperti apa bentuk mata uang itu. Namun dia mengatakan bahwa "kami dapat mempertimbangkan teknologi blockchain atau teknologi lain yang berkembang dari pembayaran elektronik yang ada."
Ini cenderung lebih mirip dengan uang elektronik, yang disimpan pada media fisik, bukan cryptocurrency seperti bitcoin yang didasarkan pada jaringan komputer.
Satu hal yang pasti: "Kami akan mematuhi manajemen terpusat," kata Yi. "Tujuannya adalah untuk mengganti uang tunai," tambahnya.
Langkah China bertepatan dengan rencana Facebook untuk meluncurkan mata uang digital bernama Libra.
Seorang mantan pejabat senior bank sentral China telah mengatakan bahwa munculnya Libra adalah "peringatan" untuk Beijing.
Libra menawarkan metode pembayaran baru di luar saluran perbankan tradisional untuk membeli barang atau mengirim uang semudah mengirim pesan instan.
"Seperti bitcoin, mata uang virtual Facebook mewakili persaingan dan ancaman terhadap Yuan, ketika Beijing ingin menstabilkan mata uangnya," kata Song Houze, seorang peneliti di think tank MacroPolo, yang berspesialisasi dalam ekonomi Tiongkok.
Tapi bukan hanya Beijing yang otoriter yang mengkhawatirkan pertumbuhan cryptocurrency.
Rencana Facebook telah menghadapi kritik keras dari regulator dan anggota parlemen di Amerika Serikat dan Eropa.
Menteri Ekonomi Prancis Bruno Le Maire telah memperingatkan bahwa Libra merupakan ancaman bagi "kedaulatan moneter" pemerintah dan tidak dapat disahkan di Eropa.