RAKYATKU.COM - PBB memperkirakan bahwa sekitar 100.000 orang telah meninggalkan rumah mereka di Suriah utara, ketika Turki terus melancarkan serangan di perbatasan.
Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA) mengatakan, banyak orang kini berlindung di sekolah atau bangunan lain di kota Hassakeh dan kota Tal Tamer.
OCHA juga mengatakan bahwa pemboman Turki telah mempengaruhi infrastruktur sipil utama seperti stasiun air. Karenanya, ribuan orang bisa kehilangan akses yang memadai ke air bersih di wilayah Hassakeh.
Pengungsi di Hassakeh
Turki mengambil tindakan pada hari Rabu, untuk merebut kembali wilayah yang dikuasai kelompok pejuang Kurdi YPG.
Kelompok ini telah menjadi sekutu kunci AS dalam pertempuran melawan ISIS, tetapi Turki menganggap milisi Kurdi sebagai "teroris" yang mendukung pemberontakan anti-Turki.
Turki mempertahankan serangannya sebagai upaya untuk menciptakan "zona aman" bebas dari milisi Kurdi, yang juga bisa menampung pengungsi Suriah.
"Kami tidak akan menghentikannya, apa pun yang dikatakan orang," kata Presiden Recep Tayyip Erdogan, pada hari Jumat (11/10/2019).
Sejauh ini, setidaknya 11 warga sipil telah tewas. Namun kelompok-kelompok kemanusiaan mengatakan jumlah orang yang terkena dampak akan meningkat lebih lanjut.