Selasa, 08 Oktober 2019 14:33

Arkeolog Israel Tampilkan Kota Kuno dari 5000 Tahun Lalu

Andi Chaerul Fadli
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Arkeolog Israel Tampilkan Kota Kuno dari 5000 Tahun Lalu

Para arkeolog Israel mengungkap sisa-sisa kota berusia 5.000 tahun yang diklaim sebagai kota kuno terbesar dari jamannya. Situs itu termasuk benteng, kuil ritual dan pemakaman.

RAKYATKU.COM - Para arkeolog Israel mengungkap sisa-sisa kota berusia 5.000 tahun yang diklaim sebagai kota kuno terbesar dari jamannya. Situs itu termasuk benteng, kuil ritual dan pemakaman.

"Kami memiliki konstruksi perkotaan yang besar, yang direncanakan dengan jalan-jalan yang memisahkan lingkungan dan ruang publik," Yitzhak Paz dari Israel Antiquities Authority mengatakan kepada AFP, dikutip dari Asia One, Selasa (8/10/2019).

Dia menyebutnya penemuan besar di wilayah ini dari Zaman Perunggu.

Situs arkeologi yang dikenal sebagai En Esur adalah situs terbesar dan paling penting dari era itu. "Ini 650 dunam (0,65 kilometer persegi), artinya dua kali lipat dari yang kita tahu," kata Itai Elad, arkeolog lain yang mengawasi penggalian.

Sebuah kuil ritual ditemukan di dalam kota kuno bersama dengan patung-patung langka dengan wajah manusia dan hewan, kata mereka.

Itu juga termasuk tulang binatang yang dibakar di sebuah baskom batu yang mereka sebut bukti persembahan korban.

Penggalian tersebut memungkinkan penyelesaian yang lebih tua dari sekitar 7.000 tahun yang lalu dari periode Khololitik juga terungkap, meskipun lebih kecil dari penemuan lainnya.

Paz mengatakan kota kuno itu adalah "langkah pertama dalam proses urbanisasi" dalam apa yang sebelumnya disebut Kanaan.

Dina Shalem, seorang arkeolog lainnya, mencatat bahwa itu termasuk benteng sekitar 20 meter dan dua meter serta sebuah kuburan.

Sekitar empat juta fragmen ditemukan di situs itu, termasuk potongan-potongan tembikar, alat batu dan vas batu dan basal, kata Elad.

Beberapa alat datang dari Mesir, kata para arkeolog.

Berdiri di depan meja kayu tempat beberapa temuan dipajang, Elad menunjukkan beberapa fragmen yang lebih mengesankan, termasuk sebuah klub yang bisa digunakan sebagai senjata.

"Ribuan orang tinggal di sini dari pertanian dan perdagangan," kata Paz, dengan perkiraan jumlah antara 5.000 dan 6.000.

Dia mengatakan situs itu ditinggalkan pada abad ketiga SM karena alasan yang tidak diketahui.

Penggalian yang dilakukan selama dua setengah tahun termasuk partisipasi 5.000 remaja dan sukarelawan.

Penggalian mendahului pembangunan jalan di daerah tersebut, sebuah proyek yang rencananya dimodifikasi untuk melestarikan situs.