RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Banyak unit pengolahan ikan (UPI) merasa resah. Pasalnya, harga ikan cakalang (skipjack) didalam negeri anjlok.
Akibatnya, para UPI mengalami kelebihan bahan baku (raw material). Tak hanya itu, para nelayan pun juga ikut berdampak atas anjloknya harga ikan cakalang.
Sementara hasil tangkapan nelayan di Sulawesi Selatan meningkat. Maka dengan anjloknya harga ini, maka hasil tangkapan nelayan kurang diminati oleh UPI.
"Dibulan Agustus-September terjadi peningkatan hasil tangkapan tentu sangat ironi ketika UPI didalam negeri yang selama ini dianggap defisit raw material atau bahan baku malah justru berhenti membeli hasil dari nelayan. Alasannya kapasitas produksi full atau melebihi kapasitas," tutur Alumni Perikanan Universitas Hasanuddin, Indar Wijaya, Jum'at (4/10/2019).
Indar mengaku, harga ikan cakalang yang biasanya diindustri perikanan khusus pengalengan berkisar Rp 19 ribu-Rp 20 ribu, anjlok menjadi Rp 13 ribu -Rp 15 ribu.
"Hal ini tentu meresahkan nelayan karena HPP(harga pokok produksi) nelayan tidak bisa mencukupi dengan harga sekarang," bebernya.
Kata pemuda asli Kabupaten Bantaeng ini, ada beberapa UPI industri pengalengan juga menurunkan harga namun tetap membeli hasil tangkapan nelayan.
"Tentu ini sangat jarang terjadi selama siklus 5 tahun pemerintahan (Presiden RI) Jokowi," ujarnya.
"Semoga kedepan persitiwa ini bisa menjadi bahan pertimbangan untuk pengambilan kebijakan terutama industri perikanan," tambahnya.