Jumat, 04 Oktober 2019 01:30

Jembatan Ambruk Taiwan, Korban Meninggal Dapat Kompensasi Rp2 Miliar

Fathul Khair Akmal
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Foto: AFP
Foto: AFP

Taiwan International Ports Corporation Ltd. (TIPC), perusahaan perkapalan milik negara yang mengoperasikan pelabuhan, menyatakan akan memberikan kompensasi sebesar 5 juta dolar Taiwan atau sekitar Rp

RAKYATKU.COM - Taiwan International Ports Corporation Ltd. (TIPC), perusahaan perkapalan milik negara yang mengoperasikan pelabuhan, menyatakan akan memberikan kompensasi sebesar 5 juta dolar Taiwan atau sekitar Rp 2 miliar kepada keluarga masing-masing nelayan migran yang meninggal akibat insiden jembatan ambruk.

"Perahu mereka hancur di bawah jembatan yang runtuh di Yilan County," kata seorang pejabat TIPC, Kamis (3/10/2019).

Jembatan di atas pintu masuk ke Pelabuhan Nanfang'ao tiba-tiba ambruk sekitar pukul 09.30 pagi pada Selasa 1 Oktober, menghancurkan tiga perahu nelayan.

"Keluarga dari masing-masing nelayan migran yang telah meninggal diperkirakan akan menerima NT $ 5 juta sebagai kompensasi, sementara 10 yang terluka - termasuk sembilan nelayan migran dan satu pengemudi Taiwan-- akan menerima antara NT $ 10.000 berkisar Rp 4,5 juta dan NT $ 36.000 atau sekitar Rp 16 juta," papar Kepala Sekretaris TIPC Lin Chien-ming dikutip dari liputan6.com.

Menurut Manila Economic and Cultural Office (MECO), beberapa korban tragedi jembatan ambruk itu memiliki kerabat yang bekerja di Taiwan, sehingga beberapa anggota keluarga mereka ada di tempat kejadian, di Yilan.

Keluarga juga akan menerima bantuan keuangan dan penguburan dari pemerintah Filipina, dan MECO akan membantu dalam pemulangan jenazah mereka.

Sementara itu, perwakilan Indonesia untuk Taiwan, Didi Sumedi selaku Kepala Kantor Dagang dan Ekonomi Indonesia di Taipei mengatakan kepada CNA, pihaknya masih berusaha melakukan kontak dengan keluarga terdampak dan menawarkan bantuan.

Hingga saat ini belum diketahui pasti penyebab jembatan yang dibangun tahun 1998 dan membentang di pelabuhan kecil tersebut runtuh.

Sebelumnya, Taiwan diguncang topan pada Senin malam 30 September, yang membawa hujan lebat serta angin kencang ke beberapa bagian pantai timur wilayah. Namun, pada saat jembatan runtuh, cuaca baik-baik saja. 

Taiwan memiliki industri perikanan yang besar, dan mayoritas pekerjanya adalah imigran bergaji rendah dari negara-negara seperti Filipina, Indonesia, dan Vietnam. 

Menteri Transportasi Lin Chia-lung mengatakan Jaksa penuntut telah meluncurkan penyelidikan tentang penyebab insiden itu. 

Ia juga menambahkan bahwa jembatan itu masih dalam umur 50 tahun yang diperkirakan masih (layak pakai). 

"Kondisi cuaca terkini, gempa bumi dan penilaian jembatan sebelumnya akan dipertimbangkan. Kami akan sepenuhnya bekerja sama dengan penyelidikan," ucap Menteri Transportasi Taiwan.