Selasa, 24 September 2019 14:02

Elpiji Melon Masih Langka di Gowa, Kadispendastri: Seharusnya Sudah Normal

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Elpiji Melon Masih Langka di Gowa, Kadispendastri: Seharusnya Sudah Normal

Kelangkaan gas elpigi 3 kilogram alias eliji melon di Kabupaten Gowa dinilai karena kurang efektif dalam distribusinya.

RAKYATKU.COM, GOWA - Kelangkaan gas elpigi 3 kilogram alias eliji melon di Kabupaten Gowa dinilai karena kurang efektif dalam distribusinya.

Kepala Seksi (Kasi) Pengawasan dan Pengendalian Distribusi Barang Disperdastri Gowa, Nursyamsi Kusuma, mengatakan elpiji melon yang seharusnya diperuntukkan untuk kalangan kurang mampu, justru digunakan oleh kalangan menengah atas. Padahal, pada bagian tabung tersebut telah tertulis gas itu hanya untuk masyarakat miskin.

"Seharusnya, yang bisa menikmati gas elpiji ini masyarakat yang kurang mampu atau ekonominya menengah ke bawah. Sehingga kami tidak melayani warga datang dengan kendaraan mobil dan membawa lebih dari satu tabung gas. Jadi ini hanya untuk 1 tabung 1 kepala keluarga. Harganya sesuai harga pangkalan. Yakni Rp15.500," ujar Nursyamsi, Selasa (24/9/2019).

Titik kelangkaan gas melon terjadi di tiga kecamatan. Yakni di Desa Manjalling Kecamatan Bajeng Barat, Desa Tinggimae Kecamatan Barombong, dan Desa Botoala Kecamatan Pallangga.

"Kami mendapat laporan bahwa ketiga titik ini mengalami kelangkaan gas elpiji makanya kami ajukan ke Pertamina dan diturunkanlah satu tangki/mobil setiap titiknya, di mana per mobilnya disediakan 560 tabung," tambahnya.

Kelangkaan tersebut seharusnya sudah tidak terjadi lagi di Gowa. Kepala Dispendstri Gowa, Andi Sura, memastikan distribusi elpiji melon sampai di masyarakat sudah mulai normal.

Menurut Andi Sura, pendistribusian gas melon telah dilakukan hingga sampai ke pangkalan-pangkalan yang tersebar di beberapa wilayah Kabupaten Gowa. 

"Semestinya sudah normal sekarang. Cuma yang masyarakat belum tahu secara umum bahwa pangkalan dan agen bisa membeli. Inilah salah satu yang kita koreksi ke Pertamina bahwa ketika ada kebijakan penutupan ke pengecer, harusnya disosialisasikan ke masyarakat dan pemerintah, bahwa masyarakat membeli elpiji langsung di agen atau pangkalan," kata Andi Sura.