Senin, 23 September 2019 17:11

Enam Tahun Kemudian, Transplantasi Wajah Wanita ini Gagal

Suriawati
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Carmen Blandin Tarleton
Carmen Blandin Tarleton

Seorang wanita yang telah menjalani transplantasi wajah, kini berharap untuk prosedur ke dua karena yang pertama tampaknya gagal.

RAKYATKU.COM, MANCHESTER - Seorang wanita yang telah menjalani transplantasi wajah, kini berharap untuk prosedur ke dua karena yang pertama tampaknya gagal.

Kulit Carmen Blandin Tarleton terbakar parah dalam serangan KDRT. Suaminya telah menyiram tubuhnya dengan alkali pada tahun 2007, dan itu membuatnya mengalami luka bakar lebih 80 persen.

Mantan suaminya meninggal di penjara pada tahun 2017.

Enam tahun lalu, dia menerima transplantasi wajah di Rumah Sakit Brigham and Woman di Boston. Sekarang, dia sedang dievaluasi untuk kemungkinan transplantasi kedua.

Sejak transplantasi pada Februari 2013, Tarleton telah mengalami serangkaian penolakan, misal wajah barunya menjadi bengkak dan merah.

Namun semua itu berhasil diobati. Tetapi bulan lalu, dokter menemukan bahwa beberapa pembuluh darah di wajahnya telah menyempit dan menutup, menyebabkan jaringan di wajahnya mati.

Jika kerusakan berkembang perlahan, dia bisa masuk daftar tunggu untuk donor wajah. Di bawah skenario terburuk, jaringan akan mati dengan cepat, dan dokter harus melepas transplantasinya lalu merekonstruksi wajah aslinya.

Dokter mengatakan, diperlukan setidaknya satu bulan untuk mengevaluasi Tarleton dan mencapai keputusan tentang transplantasi kedua.

Selain dari kemunduran pada wajahnya, kornea sintetis yang ditransplantasikan ke mata kirinya baru-baru ini juga gagal, dan membuatnya hampir buta.

Meskipun transplantasi pertamanya gagal, Tarleton mengatakan kepada The Boston Globe bahwa dia tidak menyesalinya, karena itu telah meningkatkan hidupnya.

Lebih dari 40 pasien di seluruh dunia telah menerima transplantasi wajah, termasuk 15 di Amerika Serikat.

Sebelum Tarleton, tak satu pun dari pasien Amerika kehilangan wajah donor mereka. Namun dokter Tarleton mengatakan bahwa sebagian besar organ yang ditransplantasikan memiliki rentang hidup yang terbatas.

Apalagi, transplantasi wajah masih bersifat eksperimental. Juga ini masih merupakan ilmu muda, dan banyak pertanyaan yang belum terjawab, tentang manfaat dan risiko jangka panjangnya.

Brian Gastman, seorang ahli bedah transplantasi di Klinik Cleveland, yang melakukan transplantasi wajah AS pertama 11 tahun yang lalu, mengatakan semakin banyak pasien yang mulai mengalami penolakan kronis.

“Kita semua percaya setiap pasien kemungkinan akan membutuhkan transplantasi ulang di beberapa titik," katanya.