Jumat, 20 September 2019 04:30

Luka di Kaki, Balita Ini Terinfeksi Bakteri Pemakan Daging

Fathul Khair Akmal
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Gejala lainnya (Facebook/Iris Ng)
Gejala lainnya (Facebook/Iris Ng)

Seorang balita bernama Jarrod, mengalami kondisi memprihatinkan di usianya yang masih kanak-kanak. Sang ibu, Iris, membagikan kisah saat dirinya hampir kehilangan putra tersayangnya akibat sepsis mela

RAKYATKU.COM - Seorang balita bernama Jarrod, mengalami kondisi memprihatinkan di usianya yang masih kanak-kanak. Sang ibu, Iris, membagikan kisah saat dirinya hampir kehilangan putra tersayangnya akibat sepsis melalui akun Facebook pada Jumat (13/9/2019) pekan kemarin.

Akibat sepsis, kondisi kesehatan putranya juga semakin memburuk dalam enam hari. Padahal, semua ini berawal dari sakit kaki.

Iris berharap unggahannya itu bisa menyadarkan orangtua untuk dapat mengetahui gejala-gejalanya dan waspada dengan penyakit ini.

Pada 28 Maret 2019, buah hati Iris yang berusia empat tahun, Jarrod, tiba-tiba mengalami demam. Itu berlangsung sebentar karena langsung ditangani. Namun dua hari kemudian, Jarrod kembali mengalami demam serta muncul ruam putih saat kulit ditekan.

Saat diperiksa, dokter mengatakan penyebab demam tersebut adalah virus. Oleh karenanya, mereka memberi obat resep Panadol dan Neurofen.

Pada 31 Maret 2019, kondisi Jarrod membaik, bahkan ia dapat bermain di sekitar rumah. Hanya saja keesokan harinya, ia mengeluh sakit di kakinya.

Iris kembali membawa Jarrod ke dokter yang juga mendiagnosis serta memberikan obat resep yang sama dengan dokter pertama.

Pada 2 April 2019, kondisi Jarrod justru memburuk. Bukan hanya masih mengalami demam dan ruam, balita ini juga tidak  bisa berjalan karena kaki kanannya terlalu sakit.

Namun, tak ada perawatan mendesak yang diberikan kepada Jarrod. Dia cuma dibawa ke ruang isolasi karena ruamnya, dan diberikan Panadol dan antihistamin sambil menunggu lebih dari lima jam untuk dirawat. Malamnya, masih di hari yang sama, Jarrod mengalami muntah dan diare. 

"Perawat mengambil tekanan darah dan memeriksa tanda vitalnya. Mereka tahu dia menderita sepsis tetapi tidak tahu penyebabnya," tulis Iris dikutip dari himedik.com.

Sepsis terjadi saat sistem kekebalan tubuh mulai mengirim bahan kimia penangkal infeksi ke seluruh tubuh, bukan hanya ke infeksi itu sendiri.

Zat kimia ini menyebabkan peradangan dan mulai menyerang jaringan dan organ yang sehat. Tubuh Anda tak lagi melawan infeksi, tapi juga melawan dirinya sendiri, tambah Iris pada unggahannya.

Satu jam setelahnya, Jarrod mulai mengalami beberapa kegagalan organ dan perlu dihubungkan ke mesin dialisis. Rupanya, ginjalnya pun mulai gagal.

Pada pukul 4 pagi, jantung Jarrod juga mulai gagal dan membutuhkan operasi jantung terbuka untuk menghubungkannya dengan mesin ECMO yang pada dasarnya mengambil alih fungsi jantung.

Bakteri pemakan daging

Pada pukul tujuh pagi tanggal 3 April 2019, kondisi Jarrod belum membaik meskipun ia telah diberikan semua jenis bantuan kehidupan.

Dia diberi 30 obat berbeda. Barulah empat hari kemudian, dokter mengatakan penyebab utamanya adalah Penyakit Kawasaki atau Strep Grup A, yang dikenal sebagai bakteri pemakan daging.

Namun, walaupun diberi antibiotik yang tepat dan darah beracunnya disaring oleh mesin ECMO, Jarrod mulai mengembangkan bercak biru-ungu di kulitnya dan lecet di seluruh tubuh karena syok septik. Kaki kanannya bahkan bengkak hingga tiga kali ukurannya.

"Para dokter khawatir bahwa ini (kakinya) adalah sumber infeksi, jadi mereka memutuskan untuk membukanya (luka)," sambung Iris.

"Bagi kami, ini adalah salah satu prosedur terberat. Jika kaki adalah penyebab infeksi, maka itu perlu ditangani sebagai prioritas."

"Risikonya adalah Jarrod terlalu kritis untuk bisa bertahan hidup dari segala bentuk operasi utama yang diperparah oleh risiko bahwa ia menggunakan pengencer darah," tambahnya lagi.

Dua jam kemudian, mereka menerima kabar bahwa operasi berjalan dengan baik dan lancar.

Dokter menemukan bakteri Strep Grup A telah masuk ke aliran darah dan tulang Jarrod, bahkan sudah memotong suplai darah ke kakinya yang mengakibatkan kerusakan otot dan jaringan.

Mulai pulih

Jarrod menghabiskan 24 hari berikutnya di ICU, di mana delapan hari dihabiskan dalam koma dan dukungan kehidupan.

Kulitnya sudah mulai mengelupas dan rambutnya rontok. Dia bahkan mesti melakukan operasi lebih banyak karena luka di kakinya terus terbuka.

Untungnya, Jarrod berhasil pulih dari penyakit yang mengancam jiwa ini. Dia menghabiskan tiga bulan di rumah sakit dan tiga bulan rawat jalan. Secara keseluruhan, ia disebut menjalani sekitar 20 operasi.