Selasa, 17 September 2019 18:22

Laboratorium Penyimpan Virus Menular di Rusia Meledak

Andi Chaerul Fadli
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Laboratorium Penyimpan Virus Menular di Rusia Meledak

Sebuah ledakan gas menghancurkan laboratorium penelitian Rusia yang menyimpan virus menular, mulai dari cacar, Ebola hingga HIV. Ledakan itu menyulut api di lokasi yang merupakan satu dari hanya dua t

RAKYATKU.COM - Sebuah ledakan gas menghancurkan laboratorium penelitian Rusia yang menyimpan virus menular, mulai dari cacar, Ebola hingga HIV. Ledakan itu menyulut api di lokasi yang merupakan satu dari hanya dua tempat di dunia yang menyimpan virus tersebut.

Seorang pekerja menderita luka bakar tingkat tiga dalam ledakan yang terjadi selama perbaikan ke ruang inspeksi sanitasi di lantai lima di Pusat Penelitian Negara Virologi dan Bioteknologi.

Fasilitas Siberia, juga dikenal sebagai Vector, menampung penelitian senjata biologis Uni Soviet selama Perang Dingin sebelum diubah menjadi salah satu pusat penelitian penyakit utama Rusia, dikutip dari Mirror Online, Selasa (17/9/2019).

Pemerintah Rusia bersikeras bagian-bagian bangunan yang terkena ledakan dan api tidak memiliki zat biohazardous.

Pihak berwenang mengatakan tidak ada kerusakan struktural pada situs di Koltsovo, sebuah kota kecil di Siberia yang telah menjadi pusat bioteknologi, biologi molekuler, dan virologi itu.

Vektor adalah salah satu dari dua tempat di Bumi tempat virus cacar yang ditakuti bertahan.

Yang lainnya adalah laboratorium di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS di Atlanta. Kasus cacar alami terakhir yang diketahui adalah di Somalia pada tahun 1977.

Vektor juga meneliti dan menyimpan Ebola, HIV, Anthrax, dan hepatitis.

Laboratorium mengumumkan "ledakan tabung gas" dan menembak dalam sebuah pernyataan yang dirilis pada hari Senin.

Api dipadamkan oleh petugas pemadam kebakaran setempat.

Kepala fasilitas itu mengatakan kepada media pemerintah Rusia bahwa "insiden itu tidak menimbulkan ancaman biologis atau ancaman lainnya terhadap penduduk".

Seorang ilmuwan di situs itu meninggal setelah menempel diri dengan jarum bertali Ebola 15 tahun lalu.