Kamis, 12 September 2019 16:54

Masjid Dirusak dan Dicoret-coret Lambang Nazi

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
FOTO: ABC
FOTO: ABC

Status siaga tinggi diberlakukan di seluruh masjid di Brisbane, Australia setelah sebuah masjid di wilayah Holland Park dicoret-coret lambang Nazi

RAKYATKU.COM - Status siaga tinggi diberlakukan di seluruh masjid di Brisbane, Australia setelah sebuah masjid di wilayah Holland Park dicoret-coret lambang Nazi, swastika, serta tulisan yang merujuk ke teroris Christchurch.

Di antara simbol yang terpampang di dinding luar masjid itu adalah swastika Nazi dan tulisan "St Tarrant" dan "Basmi Kebab".

Presiden Masjid Holland Park, Ali Kadri, mengatakan ia merasa sedih tetapi tak terkejut dengan serangan itu.

"Jelas St Tarrant adalah referensi ke Brenton Tarrant, teroris yang membunuh orang-orang di Christchurch," kata Kadri.

"Dan 'Basmi Kebab' ditulis di pistolnya ketika dia menembak orang di masjid."

Polisi Queensland membenarkan mereka sedang menyelidiki insiden "kerusakan yang disengaja" di masjid itu.

Anggota Parlemen Australia dari Partai Buruh, Terri Butler - yang mewakili pemilih di wilayah Griffith, Brisbane - dan juru bicara oposisi Australia urusan multicultural, Andrew Giles, mengeluarkan pernyataan bersama yang mengecam grafiti itu.

"Vandalisme yang penuh kebencian dan memecah belah di masjid Holland Park pagi ini adalah sikap fanatik, menjijikkan dan tak bisa diterima. Partai Buruh berdiri bersama komunitas Islam melawan perilaku keji seperti itu," kata mereka.

"Komunitas Brisbane selatan sangat erat dan peduli. Masjid ini adalah bagian dari komunitas itu, yang telah ada di sana selama lebih dari satu abad. Dukungan dari penduduk setempat jauh melebihi niat buruk yang ditunjukkan oleh pengecut yang melakukan tindakan vandalisme ini."

Kadri mengatakan vandalisme merupakan "kejadian biasa", yang berarti masjid ini selalu memiliki keamanan tambahan selama jam salat.

"Kami tak pernah malas tentang keamanan masjid karena kami selalu diingatkan bahwa ada beberapa orang yang sangat radikal dan ekstremis," katanya.

"Jika pesan-pesan ini tak ada di masjid atau melalui vandalisme, maka ada banyak postingan dan komentar media sosial yang mengancam - dan pidato kebencian."

Tanggal 11 September, peringatan 18 tahun tragedi World Trade Center di Amerika Serikat, juga tak hilang dari ingatan Kadri yang, mengatakan kemunculan pidato kebencian melonjak pada hari-hari penting terkait budaya.

"Menjelang hari-hari seperti ini ada lebih banyak insiden," katanya.

"Bahkan di jalan-jalan pun anda mendengar ada orang-orang yang melecehkan jadi ada lebih banyak insiden menjelang apakah itu 11 September atau peringatan serangan masjid di Christchurch atau peristiwa penting semacam itu, ada lonjakan kejahatan rasial."

Tak hanya sekadar kata-kata Masjid di seluruh Australia telah menjadi korban serangan dalam beberapa tahun belakangan ini. Masjid di seluruh Australia telah menjadi korban serangan dalam beberapa tahun belakangan ini.

Kadri menyerukan agar supremasi kulit putih dan ekstrimisme ditanggapi lebih serius.

"Kami telah melakukan upaya terkonsentrasi untuk mengecam dan melawan ideologi ISIS dan saya pikir kita perlu melakukan hal yang sama terhadap ideologi supremis neo-Nazi dan kulit putih," katanya.

"Kita harus menanggapinya dengan serius. Itu memiliki potensi untuk menyebabkan lebih banyak kerusakan dan memecah belah komunitas kita dan memecah belah negara kita sehingga sebagai sebuah negara kita harus menanggapinya dengan lebih serius daripada sebelumnya.

"Minggu lalu saya diberitahu tentang sebuah insiden tentang seorang pengungsi Suriah yang datang ke Australia dua tahun lalu dan menggambar bendera Suriah. Bocah 15 atau 16 tahun ini menggambar bendera Suriah dan kepala sekolah melaporkannya ke nomor hotline keamanan nasional sebagai teroris."

"Polisi Queensland pergi ke rumahnya dan menanyainya, setelah tahu dia hanya menggambar bendera Suriah."

"Saya pikir keseriusan serupa tak dilakukan terhadap neo-Nazi atau supremasi kulit putih atau orang-orang yang mungkin diradikalisasi oleh idealisme dan ideologi semacam ini."

Brenton Tarrant mengaku tak bersalah atas 51 tuduhan pembunuhan, 41 percobaan tuduhan pembunuhan dan satu tuduhan terlibat serangan teroris dalam penembakan Christchurch.

"Orang-orang takut akan keselamatan mereka dan anak-anak mereka. Masjid adalah pusat komunitas, orang-orang datang ke sini bersama keluarga dan anak-anak. Setelah (insiden) Christchurch, ketakutan itu nyata, ini bukan hanya kata-kata lagi," kata Kadri.

Sumber: ABC