RAKYATKU.COM, MANCHESTER - Seorang mantan prajurit Inggris memohon kepada ibunya agar dibunuh, setelah dia lumpuh total di rumah sakit.
Peter Coghlan, 42 tahun, diliputi oleh kesengsaraan setelah menderita locked-in syndrome. Kondisi itu membuatnya tidak bisa menggerakkan ototnya atau berbicara. Dia hanya bisa melakukan gerakan kecil menggunakan kelopak matanya.
Ketika dia menyadari bahwa dia bisa berada dalam kondisi ini selama sisa hidupnya, dia mengedipkan huruf-huruf alfabet kepada ibunya Anne, yang berusia 63 tahun.
Anne menyusun huruf itu, dan artinya: "Bu, aku ingin mati. Tolong bunuh aku."
Tapi, pada saat itu, ibunya memberikan dorongan untuk hidup Dia menjawab: “Jika kamu masih ingin mati dalam waktu tiga bulan, maka aku akan membantumu. Tetapi tunggu sebentar, kamu sudah berjuang dengan sangat baik."
Ajaibnya, setelah ibunya memintanya untuk melanjutkan hidupnya, Peter membuat pemulihan yang belum pernah terjadi sebelumnya.
Setelah empat minggu berbaring di rumah sakit, ia membangun kekuatan untuk menggerakkan ibu jarinya.
Setelah itu, dia menjadi semakin terdorong dan terus melatih diri menggerakkan ibu jari dan jari telunjuk.
Setelah enam bulan, dia berhasil membangun kekuatannya. Pada saat itu, mantan prajurit itu mulai menggerakkan tangan, lengan dan kakinya sambil berbaring telentang.
Peter akhirnya belajar sendiri untuk berjalan lagi dan merupakan pasien pertama yang menderita locked-in syndrome, yang mampu berjalan dari bangsal rumah sakit.
Locked-in syndrome dianggap mempengaruhi satu persen dari korban stroke. Delapan puluh persen penderita sindrom ini bertahan hidup, tetapi hanya dalam keadaan vegetatif.
Peter kini telah menulis buku tentang pengalamannya, yang berjudul In the Blink of an Eye: Reborn, made such an incredible recovery.
Dokter juga ingin mempelajari Peter untuk menemukan bagaimana keajaiban medis membuatnya puluh.