Jumat, 30 Agustus 2019 06:30

Ibu Kota Indonesia di Kaltim akan Diberi Nama Baru, Ada Usulan?

Fathul Khair Akmal
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Foto kawasan di Penajam Paser Utara yang akan menjadi lokasi ibu kota baru Indonesia (Foto:Antara)
Foto kawasan di Penajam Paser Utara yang akan menjadi lokasi ibu kota baru Indonesia (Foto:Antara)

Presiden Joko Widodo memilih daerah di Kalimantan Timur (Kaltim) yang akan menjadi ibu kota baru Indonesia. Lokasi tepatnya, ada di Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Kecamatan Sepaku

RAKYATKU.COM - Presiden Joko Widodo memilih daerah di Kalimantan Timur (Kaltim) yang akan menjadi ibu kota baru Indonesia. Lokasi tepatnya, ada di Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Kecamatan Sepaku Semoi Kabupaten Penajam Paser Utara.

Nantinya, ibu kota baru negara bakal punya nama sendiri lho. Nama ibu kota baru Indonesia, akan ditentukan langsung oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Ya itu nanti sepertinya sih akan diberikan keleluasaan kepada Presiden untuk memberikan nama. Memberikan nama ibu kota kan suatu hal yang sangat honorable (terhormat) kan. Jadi nggak sembarangan," kata Ketua Tim Kajian Pemindahan Ibu Kota Negara dari Bappenas, Imron Bulkin.

Namun saat ini, belum ada pembahasan ke arah sana. Belum ada pembicaraan untuk menetapkan nama baru ibu kota negara yang berlokasi di Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kecamatan Sepaku Semoi Kabupaten Penajam Paser Utara.

"Ya itu belum sampai ke sana, namanya apa nanti kita belum sampai ke sana," sebutnya.

Omong-omong, pembaca Rakyatku.com ada usulan nama ibu kota baru Indonesia nanti?

Menteri Pembangunan dan Perencanaan Nasional/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro memprediksi, ibu kota baru Indonesia akan ditempati sebanyak 1,5 juta penduduk baru. Jumlah tersebut dihitung berdasar jumlah pegawai negara dan keluarganya. 

“Ibu kota baru nanti didesain hanya untuk 1,5 juta orang. Ini adalah jumlah yang sudah maksimal sesuai dengan perhitungan,” ujar Bambang, Senin (13/5/2019).

Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi, Syafruddin mengatakan, 180 ribu Aparatur Sipil Negara (ASN) akan ikut dipindahkan ke ibu kota negara yang baru. 

Ia memastikan tidak ada ASN yang menolak ikut pindah ibukota negara. Ia menyebut, pemerintah juga siap memberikan insentif bagi para ASN bila ibukota benar-benar pindah. 
"Enggak ada yang menolak, mau semua, siapa bilang ada yang nolak? Enggak ada, enggak ada yang nolak. Tidak ada yang nolak, orang saya menteri saja mau," ujar Syafruddin, Rabu (21/8/2019).