Sabtu, 24 Agustus 2019 03:31

Tak Ada Barang yang Hilang, Pemilik Salon Tewas dengan Sembilan Luka

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
ilustrasi
ilustrasi

Jumat, 23 Agustus 2019. Jarum jam menunjukkan pukul 10.00 WIB. Muhammad Efendi alias Ipung (58), terlentang bersimbah darah di dapur rumahnya, di Jalan Yos Sudarso RT 11, Kelurahan Taba Jemekeh, Kecam

RAKYATKU.COM, LUBUKLINGGAU - Jumat, 23 Agustus 2019. Jarum jam menunjukkan pukul 10.00 WIB. Muhammad Efendi alias Ipung (58), terlentang bersimbah darah di dapur rumahnya, di Jalan Yos Sudarso RT 11, Kelurahan Taba Jemekeh, Kecamatan Lubuklinggau Timur, Kota Lubuklinggau.

Saat ditemukan, Ipung mengenakan kaus oblong warna putih dengan kondisi perut penuh luka, ada batu besar di samping kepalanya.

Penemuan mayat bermula saat Yeni dan Leni, pegawai salonnya datang untuk bekerja seperti biasa.

Setiba di rumah Ipung, keduanya terkejut melihat rumah Ipung masih dalam keadaan terkunci.

Karena curiga, Yeni akhirnya memanggil Panji tukang tambal di depan rumah Ipung.
Kemudian Panji memanggil tetangga Erwin, lalu mereka berempat mencoba masuk ke dalam rumah bersama Yeni dan Leni.

Saat mereka mencoba membuka pintu rolling door, rupanya pintu rolling door sudah dalam keadaan tidak terkunci. Seketika itu mereka langsung masuk ke dalam rumah.

"Ternyata ketika dibuka memang pintu roling door sudah tidak terkunci dan sudah terbuka, kami masuk Yeni ke atas, saya ke belakang. Ketemunya di belakang," ungkap Leni sebagaimana dilansir dari Tribunnews.

Setelah itu Panji langsung memanggil Yeni yang tengah berada di atas. Kemudian mereka langsung memberitahu warga lainnya, melaporkan kejadian itu kepada polisi.

Panji mengaku bertemu terakhir dengan Ipung sekira pukul 19.00 WIB. Saat itu, ia ingin menutup usaha tambal miliknya. Saat itu ia melihat Ipung bersama temannya sedang di dalam salon.

"Jam 09.00 WIB biasanya sudah buka, biasanya pagi dia sudah ke pasar, kemudian tadi heran akhirnya kami manggil Panji," timpal Yeni.

Kecurigaan itu bermula kata Yeni, karena selama ini rumahnya selalu rapi, semua rumahnya tidak ada tidak terkunci. Saat datang mereka melihat pintu rumahnya masih terbuka.

"Saya lihat ada jendela tebuka, itulah saya curiga karena biasanya memang dia (Ipung) orangnya rapi. Kalau pergi biasanya rumahnya terkunci," tambahnya.

Sementara Abet keponakan Ipung, mengaku bertemua dua bulan lalu, namun selama dua bulan itu ia tidak pernah bertemu, terakhir mereka bertemu di Bandara.

"Saat itu kami ngobrol, dia sendirian alasannya mau jemput temannya," ujarnya.

Sementara itu, Kasatreskrim Polres Lubuklinggau AKP Rivou Lapu mengatakan, berdasarkan hasil visum korban mengalami luka pecah di kepala diduga akibat benda tumpul, Kemudian dua luka tusuk di leher kanan kiri dan lima luka tusuk di dada dan perut. Total, ada sembilan luka.

Pemilik Ipung Salon itu kata Rivou, bukanlah korban pencurian dengan kekerasan. Pasalnya, tak ada barang berharga yang hilang. Termasuk uang tunai Rp15 juta.

"Dugaan korban meninggal lebih dari tiga jam. Di lokasi uang korban Rp15 juta dan hanphohe miliknya juga tidak hilang," ungkapnya.

Di TKP, polisi mengamankan barang bukti dua bilah pisau. Namun diduga bukan pisau yang digunakan pelaku serta satu buah batu yang diduga digunakan pelaku untuk memukul korban.

"Untuk saksi-saksi yang telah diperiksa sebanyak lima orang. Namun untuk siapa pelakunya belum diketahui karena masih penyelidikan," paparnya.