Rabu, 21 Agustus 2019 09:11

Merunut Sejarah dan Bagaimana FIFA Mendominasi Industri Gim Olahraga

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
FIFA 20 akan meluncur pada 24 September mendatang.
FIFA 20 akan meluncur pada 24 September mendatang.

Electronic Arts (EA) Sports baru saja mengumumkan jadwal rilis FIFA 20 yang akan meluncur pada 27 September 2019 di beberapa konsol gim seperti Playstation 4.

RAKYATKU.COM - Electronic Arts (EA) Sports baru saja mengumumkan jadwal rilis FIFA 20 yang akan meluncur pada 27 September 2019 di beberapa konsol gim seperti Playstation 4, Xbox One, Nontendo Switch, dan Microsoft Windows. FIFA 20 merupakan seri ke-27 FIFA yang dirilis oleh EA. 

Waralaba video game ini dimulai pada 1993, FIFA Football merupakan video game pertama yang mendapatkan lisensi resmi dari federasi sepak bola dunia, FIFA. Rilis pertama kali dengan judul FIFA International Soccer, gim ini dirilis untuk konsol Sega pada tahun 1994. 

Kehadirannya mendapatkan respons positif dari pencinta video game karena menghasilkan detail dan atmosfer pertandingan sepak bola sungguhan. FIFA International Soccer menjadi salah satu gim paling laris dibeli pada 1993.

Pada edisi FIFA 20, FIFA akan menampilkan beberapa kaver untuk edisi yang berbeda. Pada edisi regular, Eden Hazard tampil sebagai cover FIFA 20. Virgil van Dijk akan nampang di edisi Champions League, sedangkan legenda sepak bola Zinedine Zidane akan ada di kaver Ultimate Edition. 

Sayangnya, bagi kalian penggemar Juventus, Si Nyonya Tua tidak aka nada pada edisi FIFA 20 kali ini. Juventus telah melakukan exclusive partnership bersama gim yang menjadi rival FIFA 20 yaitu PES 2020. Jawara Serie A musim lalu itu akan digantikan dengan tim Piemonte Calcio.

EA Sports selaku pengembang gim ini menambahkan banyak pembaruan fitur di FIFA 20, di antaranya Virtual Pro, Volta Mode hingga pemilihan karakter manajer wanita untuk pertama kalinya. Gamer juga bisa mengedit karaktee wanita tersebut sesuai dengan keinginan.

Yang menarik dari fitur terbaru FIFA 20 adalah pelatih mampu meningkatkan moral pemain, termasuk saat pelatih melakukan konferensi pers dan berbincang dengan pemain lain dalam gim. 

Di FIFA 20 juga, EA Sports menambahkan opsi bagi pemain untuk menolak tawaran bermain di laga internasional saat pemain baru memasuki karir awalnya. Sehingga pemain tidak perlu repot menghindar dari tim nasional saat bermain di awal karier. 

Di Volta Mode, EA Sports menghadirkan konsep sepak bola jalanan seperti gim yang pernah mereka rilis pada 2012, FIFA Street. Mode ini dapat dimainkan di lapangan kecil dengan latar jalanan hingga lapangan futsal, dengan jumlah pemain yang beragam, 3 lawan 3, 4 lawan 4 hingga 5 lawan 5.  Volta Mode ini mepunyai empat mode, yaitu, Volta Kick-Off, Volta World. Volta Story, dan Volta League adalah mode-mode yang dapat dimainkan di FIFA 20 nantinya.

Di Volte Mode, gamer dapat melakukan kustomisasi terhadap pemain yang akan dimainkan, mulai dari kelamin, pakaian, model rambut, tato, hingga gaya selebrasi.

Sesuatu yang baru ditawarkan oleh FIFA 20 adalah pemilihan karakter manajer wanita di Career Mode. Di mode avatar, gamer bisa memilih jenis kelamin, bentuk tubuh, gaya rambut, warna kulit hingga pakaian sesuai dengan keinginan. Meski demikian belum ada penambahan klub sepak bola wanita di FIFA 20.

Sementara di fitur Virtual Pro, FIFA 20 memungkinkan gamer untuk membuat karakter pemain sesuai denga keinginan. Gamer bisa membuat karakter pemain dan menambahkan aksesori, janggut, rambut, kumis, tato, stamina, tinggi badan, bobot tubuh, dan lain sebagainya.

Fitur Virtual Pro ini akan hadir di FIFA Pro Clubs agar pemain dapat merasakan pengalam sesungguhnya ketika bermain sesuai dengan ekspresi yang mereka inginkan. 

Pada ajang EA Play 2019 yang rutin digelar oleh EA Sports sejak 2016. EA Sports mengumumkan FIFA 20 akan mendapat pembaruan aspek di bidang game play. Ada tiga poin utama yang mendapat pembaruan menurut EA Sports, yaitu, Authentic Game Flow, Decisive Moments, dan Ball Physics.

Dijelaskan oleh EA Sports, Authentic Game Flow merupakan kecerdasan buatan yang membuat pemain mampu mengontrol dan memahami waktu, ruang dan posisi di lapangan dengan baik. Pembaruan ini dapat dilihat saat pemain berada di kondisi satu lawan satu, posisi bertahan hingga pergerakan pemain.

Di Decisive Moments, EA Sport memberikan pengalaman menggiring bola yang dinamis yang dapat terlihat saat melakukan penyerangan. Decisive Moments juga dapat terlihat ketika pemain akan melakukan eksekusi bola mati hingga penyelesain akhir dalam sebuah serangan.

Sedangkan Ball Physics membuat pergerakan bola lebih realistis,terutama saat pemain melaukan tekel dan kontak fisik.

Video game FIFA pertama kali lahir pada 1993, gim ini dirilis oleh Electronic Arts di bawah bendera EA Sports. FIFA merupakan video game pertama yang mendapatkan lisensi resmi dari badan sepak bola dunia, FIFA. The Guiness World Record mencatat FIFA sebagai waralaba video game olah raga terlaris di dunia, karena berhasil menjual 260 juta keping.

Mendapat lisensi dari FIFA, membuat EA Sports leluasa untuk mengotak- atik fitur terutama perihal pemain dan klub. FIFA International Soccer, edisi pertama dari waralaba ini berhasil mendapat respon yang positif karena membawa angina segar di industri gim olahraga.

Diselenggarakannya turnamen Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat, menjadi momentum penting peningkatan penjualan FIFA di Eropa dan Amerika Serikat.

Di edisi FIFA International Soccer dan FIFA 1995, EA Sports belum menggunakan nama pemain asli di game mereka. Baru pada edisi FIFA 96, setelah mendpat lisensi dari FIFPro, EA Sports menggunakan nama pemain dan klub yang ada di duia nyata. 

Terobosan ini membuat kehadiran FIFA 96 mendapat respons positif. Piala Dunia 1998 kembali membawa angin segar bagi FIFA. Gim ini berhasil menguasai industri game bergenre olahraga dan menjadi game paling laris di Inggris. 

Perkembangan teknologi konsol di industri gim makin pesat, membuat EA Sports mendapat pesaing dari Konami lewat gim Winning Eleven. Di Indonesia, Winning Eleven hampir dimainkan di setiap rental- rental PlayStation.

Keduanya terus berlomba untuk meningkatkan grafis dan fitur terbaru untuk memikat penggemar.

Pada awal dekade 2000-an, kehadiran Winning Eleven membuat FIFA dan EA Sports kedodoran. FIFA hanya mampu menjual 1,23 juta kopi, jauh tertinggal dari hasil penjualan Pro Evolution Soccer 2 (Winning Eleven versi internasional) sebanyak 3,792 juta kopi.

Winning Eleven pertama kali dirilis di Jepang pada 1995. Mendapat sambutan yang hangat di negarinya sendiri, Konami kemudian merilis game tersebut untuk versi internasionalnya. Mereka kemudian melakukan ekspansi ke luar negeri. Termasuk benua Eropa dan Amerika Utara.

Ekspansi yang dilakukan oleh Konami ternyata tepat. Keputusan tersebut berhasil membawa mereka memutus rantai dominasi FIFA buatan EA Sports dalam satu dekade terakhir. Padahal saat itu Piala Dunia 2002 di Jepang dan Korea Selatan sedang berlangsung. Sebagai gim yang memegang lisensi dari FIFA langsung, aneh apabila secara pamor FIFA kalah dari Pro Evolution Soccer.

Keegoisan para petinggi EA Sports yang hanya mementingkan gim olahraga yang hanya populer di Amerika Serikat saja membuat banyak penggemar gim olahraga sepak bola memutuskan untuk beralih ke Pro Evolution Soccer. 

Baru setelah Thierry Henry dibajak oleh Konami untuk menjadi sampul Pro Evolution Soccer 2005, EA Sports sadar, bahwa gim FIFA buatan mereka layak untuk diperjuangkan. 

EA Sports mengangkat seorang software engineer yang juga penggemar Pro Evolution Soccer untuk membuat terobosan di FIFA. Gary yang tahu di mana letak kelemahan FIFA, mulai berbenah. Ia menambah fitur- fitur seperti cuaca, gerakan pemain, fans dan lain- lain.

Hasilnya terbukti, FIFA 2008 berhasil merebut pasar Eropa yang sejak 2000 telah diambil alih oleh Konami lewat Pro Evolution Soccer-nya. FIFA 2008 berhasil terjual 4 juta kopi secara global, mengalah kan Pro Evolution Soccer yang terjual separuhnya. 

Dedikasi EA Sports yang mulai menaruh perhatian pada FIFA akhirnya berhasil. FIFA 2011 berhasil terjual 17,4 juta copy di seluruh dunia. Jauh meninggalkan Pro Evolution Soccer yang hanya terjual 4 juta copy di seluruh dunia.

Sejak itu hingga saat ini, dominasi FIFA di industri gim olahraga sulit disaingi. Saat ini FIFA mejadi waralaba gim unggulan EA Sports. Rekor penjualan gim ini berhasil masuk Guinness World Records sebagai gim terlaris di dunia. 

Keberhasilan FIFA dan EA Sports mendominasi gim sepak bola di industri gim karena keberhasilan mereka membeli lisensi setiap klub dan liga. Bandingkan dengan Konami yang harus membeli secara keteng lisensi setiap klub di setiap liga. Keunggulan dari Pro Evolution Soccer adalah mereka memiliki lisensi beberapa turnamen atau liga besar dunia.

Pada satu waktu, dominasi FIFA sendiri tidak lepas dari peran FIFA sebagai organisasi tertinggi sepak bola dunia. Hubungan antara Direktur Eksekutif EA Sports Mark Webster dengan Presiden FIFA Sepp Blatter mempunyai peran penting dalam hak lisensi yang dipegang oleh EA Sports. Di sisi lain, kedekatan mereka dengan Sepp Blatter juga menjadi salah satu faktor yang membuat mereka selalu gagal mendapatkan lisensi UEFA Champions league. 

Michael Platini yang kala itu jadi Presiden UEFA mempunyai hubungan buruk dengan Sepp Blatter memilih memberikan lisensi UEFA Champions League ke Konami alih-alih ke EA Sports. 

Meski terus berbenah, Pro Evolution Soccer ternyata tetap sulit menghancurkan dominasi FIFA di industri gim olahraga. Kekreatifan tim produksi FIFA adalah hal patut dicontoh oleh tim kreatif Konami apabila ingin mengulang sukses mereka.

Salah satu contohnya, fitur The Journey yang ada di FIFA ternyata mampu menarik penggemar baru yang butuh petualangan di gim olahraga. Pemain memerankan sosok Alex Hunter dan bisa merasakan pengalaman menjadi pemain amatir sebelum masuk ke jenjang professional layaknya di dunia nyata. Simulasi kehidupan di luar sepak bola juga bisa dirasakan oleh pemain layaknya bermain gim simulasi seperti The Sims.

Menarik melihat kiprah FIFA bersama EA Sports dalam beberapa tahun ke depan.