Rabu, 21 Agustus 2019 03:00

Heboh Video Mesum 'Gangbang', Simak Ini Bahayanya Seks Oral

Fathul Khair Akmal
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Ilustrasi infeksi di mulut akibat seks oral (Shutterstock)
Ilustrasi infeksi di mulut akibat seks oral (Shutterstock)

Polres Garut saat ini tengah mengusut kasus video mesum seks gangbang, yang sedang ramai di media sosial. Terutama Twitter dan WhatsApp.

RAKYATKU.COM - Polres Garut saat ini tengah mengusut kasus video mesum seks gangbang, yang sedang ramai di media sosial. Terutama Twitter dan WhatsApp.

Setelah bintang wanita berinisial VA (19) serta dua pria, Ry dan VW, ditetapkan sebagai tersangka kini Polres Garut mengungkap bayaran yang diterima oleh VA.

Dalam video tersebut VA melakukan cukup banyak 'jenis' hubungan seksual. Tidak hanya seks vaginal, namun mereka juga melakukan seks oral.

Pada dasarnya seks oral bukanlah seks yang aman, sebab ada beberapa efek samping yang dapat terjadi. Terlebih jika tidak mengambil tindakan pencegahan secara tepat.

Herpes
Walaupun herpes genital dan herpes oral biasanya disebabkan oleh strain virus yang berbeda (masing-masing HSV-2 dan HSV-1), tetapi ada kemungkinan kedua virus tersebut menginfeksi kedua bagian tubuh tersebut.

Penularan herpes selama seks oral adalah risiko yang signifikan. Dikutip dari himedik.ccom, Herpes menular bahkan ketika gejala tidak ada.

Menggunakan alat pengaman, seperti kondom tidak sepenuhnya efektif karena virus dapat menyebar dari kulit ke kulit.

HPV
Sangat mungkin untuk menyebarkan HPV melalui seks oral. Bahkan diyakini seks oral adalah faktor risiko utamanya.

Parahnya, HPV dapat muncul di rongga mulut melalui transmisi vertikal (penularan dari ibu ke anak selama persalinan).

Seperti halnya herpes, tampaknya penggunaan kondom akan mengurangi risiko infeksi , tetapi mereka tidak harus sepenuhnya menghilangkannya. Sebab HPV juga menyebar dari kontak kulit ke kulit.

Sifilis
Sifilis sangat mudah ditularkan melalui seks oral. Bahkan, di beberapa daerah di Amerika Serikat, seks oral telah terbukti bertanggung jawab atas 15% dari kasus sifilis.

Penyakit ini kemungkinan tidak memunculkan rasa sakit meski memperlihatkan luka, sehingga mudah diabaikan.

Oleh karena itu, banyak orang tidak tahu bahwa mereka memiliki gejala sifilis ketika mereka menularkan sifilis ke pasangannya.