RAKYATKU.COM, GOWA - Sukri Tenri Gau, suami korban Sitti Zulaeha, membongkar kebohongan terdakwa Wahyu Jayadi, di persidangan yang berlangsung di PN Sungguminasa, Selasa, 20 Agustus 2019.
Mengenakan baju putih, Sukri membeber kronologi di depan majelis hakim. Wahyu yang menjadi teman dekat Zulaeha, tega membunuh istrinya secara sadis. Setelah terbunuh, keluarga korban pun mencari Zulaeha. Sukri pun mencoba menghubungi Wahyu, dan menanyakan keberadaan Zulaeha melalui sambungan telepon.
"Saya sempat hubungi dan menanyakan keberadaan istri saya kepada Wahyu. Namun Wahyu mengaku tidak tahu," kata Sukri dalam persidangan, Selasa (20/8/2019).
Tidak hanya sampai di situ. Sukri kembali menghubungi orang lain dan menanyakan keberadaan istrinya. Namun, orang yang dihubungi tersebut juga tidak tahu. Dan justru mengarahkan Sukri untuk bertanya ke Wahyu. Pada saat itu, Sukri belum tahu bahwa Wahyu lah pembunuhnya.
"Saya juga sempat tanya orang lain. Orang itu juga pernah bertanya kepada Wahyu. Namun, jawabannya juga sama-sama tidak tahu," tambah Sukri.
Awalnya, Sukri tidak menaruh curiga apapun kepada terdakwa. Namun seiring berjalannya waktu, Sukri pun menduga bahwa pembunuh istrinya tersebut adalah orang terdekat korban.
Kebohongan Wahyu pun terbongkar di hadapan majelis hakim, terdakwa, penasehat hukum (PH) terdakwa, jaksa penuntut umum (JPU), polisi, dan seluruh keluarga korban di dalam ruang persidangan.
Sukri mengaku, terakhir kali dirinya menghubungi Wahyu sejak beredarnya informasi, bahwa istri tercintanya ditemukan meninggal dunia secara sadis di Kecamatan Patallasang, pada Jumat, 22 Maret 2019 lalu.
Sebelumnya, Wahyu juga sempat menyamarkan aksinya dengan datang melayat ke Rumah Sakit Bhayangkara Makassar, untuk menunggu kedatangan jenazah Zulaeha yang akan diautopsi.
Wahyu berada di rumah sakit tersebut bersama rekan kerja korban, Iskandar yang juga sama-sama menunggu kedatangan jenazah.
Wahyu dan Iskandar sempat salat Jumat bersama-sama, di masjid yang tidak jauh dari rumah sakit tersebut. Keduanya sempat saling berkomunikasi. Wahyu pun mengucapkan turut berduka cita atas meninggalnya rekan kerjanya tersebut.
"Saya sempat melakukan salat berjemaah dengan terdakwa saat itu. Dan saya juga sempat saling berbicara dengan terdakwa. Dan salah satu pembicaraan kami, bahwa Wahyu saat itu mengatakan turut berduka cita dan kesedihannya atas meninggalnya Zulaeha Djafar secara sadis," kata Iskandar dalam persidangan.
Iskandar tidak tahu, bahwa orang yang ia temani salat adalah orang yang membunuh Zulaeha di Kecamatan Patallasang. Usai salat Jumat, keduanya kembali ke rumah sakit Bhayangkara secara terpisah.