Jumat, 16 Agustus 2019 14:27

Perang Militer dan Pemberontak di Myanmar Tewaskan 14 Orang

Andi Chaerul Fadli
Konten Redaksi Rakyatku.Com
FOTO: AFP
FOTO: AFP

Setidaknya 14 orang tewas dalam pertempuran antara militer Myanmar dan pemberontak pada Kamis. Para pemberontak melakukan serangkaian serangan, termasuk serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya p

RAKYATKU.COM - Setidaknya 14 orang tewas dalam pertempuran antara militer Myanmar dan pemberontak pada Kamis. Para pemberontak melakukan serangkaian serangan, termasuk serangan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada akademi tentara, yang tampaknya sebagai pembalasan atas penyitaan obat bius besar-besaran.

Kelompok pemberontak bersenjata etnis telah berpuluh-puluh tahun berperang melawan militer untuk tanah dan sumber daya di timur Myanmar, dikutip dari Asia One, Jumat (16/8/2019).

Para ahli mengatakan daerah itu sekarang merupakan wilayah penghasil met-terbesar di dunia, mendanai jaringan konflik yang kompleks.

Penyerangan hari Kamis yang tidak disengaja menargetkan Pyin Oo Lwin, sebuah kota wisata di dekat Mandalay, yang juga merupakan rumah bagi barak yang penuh dengan tentara yang menerima pelatihan.

Seorang wartawan AFP di sebuah pos polisi, tempat salah satu serangan, menghitung mayat tujuh tentara dan empat polisi.

Juru bicara militer Brigadir Jenderal Zaw Min Tun mengatakan kepada AFP, tiga orang lagi, dua tentara dan satu warga sipil, telah tewas dan bahwa pertempuran "masih berlangsung".

Salah satu dari lima serangan ditujukan ke Akademi Teknologi Layanan Pertahanan kota itu, tempat para insinyur militer dilatih, pertama kali pusat pelatihan itu dipukul.

Militer setempat mengatakan, pemberontak telah menembakkan roket 107mm ke akademi dari lereng bukit terdekat. Gambar dari media lokal menunjukkan mobil yang terbakar dan bangunan yang rusak dihujani reruntuhan.

Tentara Pembebasan Nasional Taaung (TNLA) mengklaim serangan itu, mengatakan bahwa mereka telah bertindak sebagai pembalasan. "Militer melancarkan serangan di daerah kami sehingga kami berjuang untuk mempertahankan diri," kata juru bicara TNLA Mayor Mai Aik Kyaw.

Dia juga mengkonfirmasi serangan itu dikoordinasikan dengan Tentara Aliansi Demokrasi Nasional Myanmar (MNDAA) dan Tentara Arakan (AA).

AA saat ini sedang bertarung dengan militer, atau Tatmadaw, di negara bagian Rakhine barat yang dilanda konflik, tetapi bersekutu dengan kelompok pemberontak lainnya.

"Kami menganggap mereka melakukan serangan itu karena Tatmadaw menyita berton-ton narkoba beberapa minggu yang lalu," kata juru bicara militer Zaw Min Tun.