Jumat, 09 Agustus 2019 14:32

Begini Kronologi Meninggalnya Terduga Penggelapan HP di Ruang Penyidik Polres Bone

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Korban saat berada di rumah duka.
Korban saat berada di rumah duka.

Kamis pagi (8/8/2019) suasana di Mapolres Bone yang tadinya cerah langsung berubah, pasca adanya terduga penggelapan handphone.

RAKYATKU.COM, BONE - Kamis pagi (8/8/2019) suasana di Mapolres Bone yang tadinya cerah langsung berubah, pasca adanya terduga penggelapan handphone yang tiba-tiba meninggal di ruang penyidik.

Korban diketahui bernama Fachrul (39) warga, Jalan Hos Cokroaminoto, Kelurahan Macanang, Kabupaten Bone. Kematian korban bermula saat Rabu malam (7/8/2019) dia sempat dicari-cari polisi lantaran diduga telah menggelapkan sebuah handphone.

Saat dirinya dicari oleh polisi dia tidak ditemukan. Namun beberapa saat kemudian dia sadar tengah dicari polisi. Pada saat itu dia berangkat ke rumah rekannya rekannya di Jalan Bangka untuk menemui salah seorang rekannya yang juga seorang polisi. Dia pun menceritakan dari mana dia mendapatkan handphone tersebut.

Setelah menceritakan ke rekannya yang polisi, dia pun diantar ke Mapolres Bone untuk memberikan klarifikasi. Dari pengakuan Fachrul, HP tersebut dibeli dari dua orang anak kecil yang tidak diketahui identitasnya, sejak beberapa waktu lalu.

Karena datang ke penyidik dini hari, dia belum sempat diperiksa, sehingga pada pagi harinya penyidik baru melakukan pemeriksaan. Tapi karena pada saat itu ada beberapa tamu penyidik maka disiapkan dahulu sarapan secangkir kopi bersama para tamu. Belum juga sempat menyeruput kopi, tidak lama kemudian korban tergelatak di kursi di depan para tamu yang berada di ruang penyidik.

"Setelah penyidik tahu dia pingsan, tim kesehatan langsung dipanggil untuk melakukan pemeriksaan. Setelah diperiksa korban dinyatakan telah meninggal dunia," kata Kanit Ekonomi Polres Bone, Ipda Dodie, Jumat (9/8/2019).

Setelah itu korban pun dibawa ke Rumah Sakit Umum Tenriawaru Bone, kemudian polisi menghubungi pihak keluarga. Dari hasil pemeriksaan dokter, tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban, hanya kuku korban ditemukan hitam-hitam. Tidak berselang lama istri korban pun menjemputnya di rumah sakit untuk dibawa ke rumah untuk disemayamkan.

Pihak keluarga korban sempat menduga kematian Fahri tidak wajar. Apalagi Korban tidak mengalami riwayat penyakit. Polisi pun mendatangi rumah duka untuk menjelaskan kronologisya. 

Polisi sempat menawarkan untuk dilakukan autopsi karena jangan sampai dicurigai melakukan sesuatu terhadap korban yang mengakibatkan kematian. Namun setelah dijelaskan oleh polisi, istri korban dan orang tua korban menolak untuk dilakukan autopsi selanjutnya korban dikebumikan.