Jumat, 19 Juli 2019 14:06

Industri Kuliner Makassar Manfaatkan Layanan Pengelolaan Gaji Bank Muamalat

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Industri Kuliner Makassar Manfaatkan Layanan Pengelolaan Gaji Bank Muamalat

Sejumlah pelaku industri kuliner tradisional di Kota Makassar telah memanfaatkan layanan pengelolaan gaji Bank Muamalat.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Sejumlah pelaku industri kuliner tradisional di Kota Makassar telah memanfaatkan layanan pengelolaan gaji Bank Muamalat. Itu seiring kian meningkatnya kepercayaan terhadap layanan perbankan berbasis syariah itu. 

Pemimpin Bank Muamalat Regional Sulawesi Maluku dan Papua (Sulampua), Ahmad S Ilham, mengatakan layanan pengelolaan gaji atau payroll Bank Muamalat mencatatkan tren peningkatan dan mencakup seluruh segmen retail, termasuk pelaku industri kuliner atau rumah makan.

Khusus untuk industri kuliner khas Makassar yang masuk dalam portofolio layanan payroll Muamalat Sulampua, di antaranya adalah Rumah Makan (RM) Coto Gagak serta RM Mas Daeng yang selama ini dikenal sebagai destinasi kuliner favorit di Sulawesi Selatan.

"Alhamdulillah, pembayaran gaji melalui Muamalat makin mendapatkan kepercayaan dari lintas segmen. Tidak hanya yang bersifat kelembagaan seperti Pemda, BUMN, perguruan tinggi, perusahaan swasta, tetapi juga segmen retail seperti pelaku industri kuliner sudah mempercayakan payroll-nya lewat Muamalat," papar Ilo, sapaan akrabnya, dalam rilis yang diterima Rakyatku.com, Jumat (19/7/2019).

Ilo mengatakan, masih terdapat sejumlah pelaku usaha berbagai klasifikasi di Makassar yang telah menjajaki jalinan kerja sama payroll dengan Bank Muamalat, yang mana bakal dikombinasikan dengan produk tabungan sesuai dengan kebutuhan nasabah.

Ilo mencontohkan, payroll yang terjalin dengan Coto Gagak maupun Mas Daeng itu dikoneksikan dengan produk tabungan syariah Muamalat, sehingga bisa digunakan karyawan untuk melakukan transaksi keuangan hingga perencanaan umrah maupun haji, serta beragam kebutuhan fundamental lainnya.

Secara bisnis, kepercayaan publik untuk pengelolaan gaji dengan skema perbankan syariah diakui menjadi salah satu penyokong pertumbuhan DPK Muamalat Sulampua terutama dana murah (CASA) sehingga mencatatkan kinerja atraktif dari waktu ke waktu.

"Pengelolaan gaji ASN dengan jalinan kerjasama pemda di Sulampua juga terus berjalan, korporasi swasta maupun milik pemerintah. Sedangkan untuk segmen industri skala kecil menengah, sepeti rumah makan dan sebagainya, juga akan terus bertambah kedepannya, InsyaAllah," tutur Ilo.

Langkah yang dilakukan Muamalat itu menjadi manifestasi dari dorongan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Sulampua agar perbankan syariah lebih aktif melakukan terobosan agar bisa menarik lebih kepercayaan publik untuk pelayanan kebutuhan perbankan. 

Hal itu diharapkan menjadi stimulus pada sisi daya ungkit perbankan syariah mendapatkan pangsa lebih besar dan menekan gap dengan konvensional.

Sebagai gambaran, market share perbankan syariah khusus di Sulsel masih sebesar 5,40 persen ekuivalen Rp7,9 triliun per April 2019.

Artinya, dilihat dari sisi market share tersebut, kinerja perbankan syariah masih sangat timpang dibanding dengan raihan bank konvensional, di mana pada periode April 2019 mencatatkan aset sebesar Rp139,13 triliun.

Kepala OJK Regional 6 Sulampua, Zulmi, mengatakan market share syariah masih berkutat di angka satu digit karena masyarakat masih terpatri dengan sistem konvensional, apalagi perbankan syariah memang baru dikembangkan belakangan. "Tentunya sosialisasi kepada masyarakat perlu terus kita genjot," katanya.