Jumat, 12 Juli 2019 18:56

Aquapond Dibangun dari Dana Hibah Jepang Senilai Rp18 Miliar

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Proyek Aquapond di depan Kantor Gubernur Sulsel, dibangun dengan dana hibah oleh Pemerintah Jepang.
Proyek Aquapond di depan Kantor Gubernur Sulsel, dibangun dengan dana hibah oleh Pemerintah Jepang.

Setiap tahun, jika musim hujan tiba, selalu terjadi banjir di sepanjang Jalan Urip Sumoharjo. Terutama di depan Kantor Gubernur Sulsel, yang berakibat macet. 

RAKYATKU.COM, MAKASSAR -- Setiap tahun, jika musim hujan tiba, selalu terjadi banjir di sepanjang Jalan Urip Sumoharjo. Terutama di depan Kantor Gubernur Sulsel, yang berakibat macet. 

Juga mengganggu kenyamanan pengguna jalan dan perumahan toko di kiri kanan jalan.

Kepala Dinas Komunikasi Infotmatika Statistik dan Persandian Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Hasdullah mengatakan, untuk mengatasi kondisi banjir itu, Gubernur Sulsel, Prof. HM Nurdin Abdullah, mendorong percepatan 
pembangunan Aquapond yang saat ini sedang dalam proses.

Aquapond merupakan kolam resistensi yang berfungsi sebagai tempat penampungan air hujan, untuk menanggulangi banjir depan kantor gubernur. 

Kehadiran Aquapond digagas dan disepakati pada era Gubernur Sulsel Syahrul Yasin Limpo dan mulai dibangun fisiknya pada era Gubernur Nurdin Abdullah.

Anggaran proyek tersebut bersumber dari dana hibah Pemerintah Jepang  sekitar Rp18 miliar melalui JICA dan JAMAU.

"Aquapond itu sekarang sedang dibangun dan ditargetkan selesai secepatnya, di samping untuk penampungan air mengatasi banjir juga dapat menjadi sumber air pada musim kemarau sebagai daerah resapan air," ungkap Hasdullah.

"Kita tentu memberikan apresiasi terhadap pembangunan Aquapond ini, karena tidak menggunakan dana APBD Pemprov," ujarnya.

Hasdullah berharap, pembangunan ini berjalan dengan lancar dan dapat segera dinikmati hasilnya oleh masyarakat. 

Terobosan pimpinan daerah mencari sumber-sumber pembiayaan ini kata dia, sangat penting. Karena pasti ada keterbatasan APBD untuk memenuhi kebutuhan daerah.

"Di berbagai kesempatan Bapak Gubernur menyampaikan, bahwa untuk percepatan pembangunan di Sulsel, kita tidak hanya bertumpu pada APBD, akan tetapi bagaimana melibatkan investor, baik domestik maupun mancanegara untuk bersinergi," tambahnya.

Dia menambahkan, potensi Sulsel harus diekspos, perizinan harus dipermudah dan menghadirkan kepercayaan publik (trust) serta perlindungan usaha. 

Langkah-langkah sinergitas seperti ini menjadi strategi dan prioritas yang harus dilanjutkan, untuk percepatan pembangunan di berbagai sektor yang merata di Sulsel.