RAKYATKU.COM, JENEPONTO - Keluarga Sia binti Iwan (31) yang tewas bunuh diri dengan menenggak racun rumput, akhirnya Ikhlas. Sia bunuh diri, setelah lamaran kekasihnya, Ramli (37), ditolak karena uang panaiknya kurang.
Itu setelah Polsek Bangkala, Jeneponto, melakukan pendekatan kepada kedua belah pihak, khususnya kepada keluarga korban bunuh diri di Desa Banri Manurung, Kecamatan Bangkala Barat, Jeneponto.
Kapolsek Bangkala, Iptu Bahctiar kepada Rakyatku.com, Selasa, 9 Juli 2019 mengungkapkan, kemarin dia sudah memerintahkan anggotanya untuk berkomunikasi dengan para pihak.
"Dan para pihak tidak ada keterangan yang berbeda, melainkan memang bunuh diri karena minum racun beberapa hari lalu. Tetapi meninggalnya baru kemarin," ujar Kapolsek.
Menurut Kapolsek, almarhumah memang sempat dirawat di beberapa rumah sakit, termasuk RSUD Padjonga Daeng Ngalle, Takalar.
Kemarin lanjut Kapolsek, pihaknya juga berkomunikasi dengan saudara laki-laki korban bernama Hamid. Daalm komunikasi itu, Kapolsek menyimpulkan dua masalah, yakni meninggal karena bunuh diri dan kawin lari.
"Untuk kawin larinya, saya minta komunikasi dengan imam desa, agar kawin larinya bisa dituntaskan," ujar Kapolsek.
Kapolsek menambahkan, komunikasi yang melibatkan Kepala Desa Banri Manurung dengan Kepala Desa Punagaya, kemudian menghasilkan titik temu.
"Sempat ada menjelaskan ke saya soal uang panaik, tapi saya tidak menanggapi itu. Peran kami sebagai polisi, mengawal bagaimana keputusan kedua belah pihak. Kalau uang panaik saya serahkan ke pemerintah setempat. Tidak elegan kalau polisi bicara uang panaik," tambahnya.
Soal apakah gara-gara uang panaik hingga perempuan bunuh diri, Kapolsek bilang fakta untuk itu belum dia simpullkan. Meskipun ada isu beredar gara-gara uang panaik.
"Informasi keluarga almarhumah. Pemicu kawin lari, karena terkendala beberapa hal, sehingga tidak diteruskan lamaran itu dan mereka memilih kawin lari. Tapi mengenai beberapa hal itu, tidak juga terlalu diperjelas," paparnya.
Masih menurut keluarga almarhumah kata Kapolsek, ada utusan laki-laki lagi yang menemui mereka, minta bagaimana berbaikan. "Tapi lagi-lagi terkendala uang panaik itu. Tapi berapa jumlahnya saya kurang tahu," bebernya.
Kemarin lanjut Kapolsek, setelah mendapat informasi bilang ada yang meninggal karena upaya bunuh diri minum racun, dia lalu mengidentifikasi korban, dan mencari informasi apa ada dugaan lain.
"Sampai saat ini tidak ada dugaan lain. Saya sampaikan ke keluarga korban apakah mau autopsi, tapi kerabat korban menolak," jelasnya.
Sampai saat ini lanjut Kapolsek, tidak ada keberatan dari pihak keluarga almarhumah. Tidak adanya keberatan itu sambung Kapolsek, karena mereka melakukan komunikasi dengan berbagai pihak.
Sebelumnya, Sia binti Iwan (31), menenggak racun minggu lalu. Dia sempat dilarikan ke Puskesmas Bangkala, sebelum dirujuk ke RSUD Padjongan Daeng Ngalle Takalar.
Karena tidak ada biaya akibat masuk sebagai pasien umum, tiga hari dirawat Sia minta pulang. Akhirnya Sia dirawat di rumah.
Kemarin, saat Ramli kembali dari bekerja, dia melihat istrinya sudah tidak bernyawa.
Jasad Sia sudah dimakankan keluarga di Desa Banri Manurung, Kecamatan Bangkala, Selasa, 9 Juli 2019.