Jumat, 05 Juli 2019 15:22

"Menjauh atau Anda Jadi Abu," Detik-detik Jet Tempur Rusia Cegat Pesawat Mata-mata AS

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Pesawat mata-mata AS, saat dicegat jet tempur Rusia.
Pesawat mata-mata AS, saat dicegat jet tempur Rusia.

Pesawat tempur Sukhoi SU-27 milik Rusia, bergegas terbang untuk mencegat pesawat Amerika Serikat di dekat Krimea.

RAKYATKU.COM, RUSIA - Pesawat tempur Sukhoi SU-27 milik Rusia, bergegas terbang untuk mencegat pesawat Amerika Serikat di dekat Krimea.
 
Pesawat AS itu, ternyata adalah pesawat mata-mata P-8A Poseidon, yang terbang di atas Laut Hitam.

"Segera keluar dari wilayah kami, atau Anda jadi abu," teriak pilot Sukhoi SU-27.
 
Rusia mengklaim, saat Sukhoi SU-27 mendekat, pesawat Poseidon AS segera berubah arah, terbang menjauh dari Krimea.

Moskow mengatakan, ada 26 pesawat mata-mata telah terlihat di dekat wilayahnya minggu ini.

Dalam gambar-gambar yang dirilis oleh kementerian pertahanan Rusia, tampak sebuah jet Sukhoi SU-27 mendekati pesawat pengintai P-8A Poseidon.


 
Itu terjadi ketika pasukan Rusia dan NATO - termasuk AS - berpartisipasi dalam latihan militer saingan di Laut Hitam, tempat Semenanjung Krimea berada.

"Sebuah jet tempur Su-27 sebagai bagian dari pertahanan udara Distrik Militer Selatan, diacak untuk mencegat target," ujar juru bicara Kementerian Perahanan Rusia.

Awak pesawat menerbangkan pesawat pada jarak yang aman ke target udara, dan mengidentifikasinya sebagai jet pengintai Poseidon P-8A AS.

Surat kabar militer Rusia Red Star mengklaim, pesawat tempur Kremlin telah diacak tiga kali dalam sepekan terakhir, untuk memblokir pesawat asing agar tidak memasuki wilayah udara Rusia secara ilegal.

Rusia mencaplok Krimea dari Ukraina pada 2014, setelah pemerintah Viktor Yanukovych yang bersahabat dengan Moskow digulingkan dalam sebuah revolusi.

Kremlin mengklaim, Krimea sebagai wilayah Rusia setelah referendum menunjukkan dukungan besar untuk langkah tersebut.

Namun para pemimpin UE dan AS mengatakan, pemilihan itu dilakukan dengan todongan senjata dan memandang kehadiran Rusia di sana sebagai pendudukan ilegal.