Selasa, 25 Juni 2019 21:50

Harga Cengkeh di Bulukumba Terjun Bebas

Fathul Khair Akmal
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Pedagang Bulukumba menjemur cengkeh. (foto : Rahmatullah)
Pedagang Bulukumba menjemur cengkeh. (foto : Rahmatullah)

Harga cengkeh di Bulukumba terjun bebas. Diikuti harga dua komoditi lainnya. Seperti kakao dan lada.

RAKYATKU.COM, BULUKUMBA - Harga cengkeh di Bulukumba terjun bebas. Diikuti harga dua komoditi lainnya. Seperti kakao dan lada.

Pada tahun 2017 lalu, harga cengkeh kering perkilo mencapai Rp150 ribu. Pada 2019, cengkeh kering mengalami penuranan harga hingga mencapai Rp60 ribu.

Tak hanya cengkeh, lada hanya bisa dibeli Rp40 ribu. Padahal harga tahun-tahun sebelumnya, mencapai Rp120 ribu.

Erni Sampe Doseng, pedagang asal Salassae, Kecamatan Bulukumpa, mengaku mengalami kerugian hingga Rp80 juta setiap musimnya. Pedagang yang membeli dengan harga tinggi di awal musim, namu tiba-tiba turun di akhir musim membuat pedagang lainnya terancam gulung tikar.

"Yang paling turun harganya itu merica. Padahal merica atau lada menjadi komoditi andalan warga di sini untuk meraih pundi-pundi rupiah. Dengan kondisi ini, tak hanya kami pedagang, di kalangan petani juga akan meringis. Apalagi saya sendiri juga punya lahan komoditi," ujarnya kepada Rrakyatku.com, Selasa (25/6/2019).

Untuk harga kakao sediri penurunannya masih bisa ditaktisi pedagang. Meski harganya juga jauh turun, dari Rp40 ribu kini menjadi Rp40 ribu. 

Sementara itu, petani cengkeh, Arman dari Balampesoang juga mengaku, turunnya harga merugikan mereka. Nilai yang dikeluarkan setiap musimnya untuk perawatan tak sebanding dengan harga yang ada di pasaran.

"Kami tidak tahu kenapa sampai turun begini. Tapi yang pasti kami mengalami kerugian yang cukup besar," Ujar Arman.

Pedagang dan petani berharap keterlibatan Dinas Perdagangan, Pemda Bulukumba umtuk normalisasi harga segera terealisasi. Saat ini menurutnya, Dinas Perdagangan dinilai tak peduli dengan kondisi harga di tingkat petani Bulukumba.