Selasa, 28 Mei 2019 15:19

Sungai-sungai di Dunia Terkontaminasi Antibiotik, Ini Bahayanya

Suriawati
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Foto: University of York
Foto: University of York

Penelitian terbaru menemukan bahwa antibiotik mencemari banyak sungai-sungai di dunia.

RAKYATKU.COM - Penelitian terbaru menemukan bahwa antibiotik mencemari banyak sungai-sungai di dunia.

Penelitian itu dilakukan oleh tim dari University of York di Inggris. Mereka menganalisis sampel dari sungai di 72 negara dan menemukan bahwa antibiotik ada di 65% dari mereka.

Tingkat kontaminasi berbahaya paling sering ditemukan di Asia dan Afrika, seperti Bangladesh, Kenya, Ghana, Pakistan, dan Nigeria.

Kasus terburuk ditemukan di sebuah situs di Bangladesh, di mana konsentrasi obat Metronidazole (yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri, termasuk infeksi kulit dan mulut) melebihi tingkat aman hingga 300 kali lipat.

Tingkat aman dapat berkisar dari 20.000 hingga 32.000 nanogram per liter, tergantung pada antibiotik, menurut pedoman baru yang dibentuk oleh AMR Industry Alliance. Itu adalah koalisi perusahaan bioteknologi, diagnostik dan farmasi yang dibentuk untuk memberikan solusi berkelanjutan untuk mengekang resistensi antimikroba.

Para peneliti menemukan bahwa lokasi berisiko tinggi biasanya berada di sebelah pabrik pengolahan air limbah, atau pembuangan limbah dan di beberapa daerah yang mengalami kekacauan politik.

Tingginya kandungan antibiotik dalam air adalah penyebab utama resistensi antibiotik, yang dianggap sebagai salah satu ancaman paling parah terhadap kesehatan manusia.

Bulan lalu, PBB menyebut resistensi terhadap antibiotik, antivirus, antijamur dan antiprotozoa sebagai "krisis global."

Penyakit yang resistan terhadap obat menyebabkan setidaknya 700.000 kematian secara global per tahun, termasuk 230.000 kematian akibat tuberkulosis yang resistan terhadap beberapa obat.

Tanpa aksi global bersama, penulis laporan PBB memperkirakan bahwa hingga 10 juta orang per tahun dapat meninggal karena penyakit yang kebal obat pada tahun 2030.