Sabtu, 04 Mei 2019 03:00

Ditanya tentang Film Sexy Killers yang Sebut Dirinya, Begini Respons Sandiaga

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Sandiaga Uno di Masjid Baiturrahman Banda Aceh, Jumat (3/5/2019).
Sandiaga Uno di Masjid Baiturrahman Banda Aceh, Jumat (3/5/2019).

Film Sexy Killers menjadi perbincangan menjelang pemungutan suara pilpres 2019. Kisah yang mengangkat konsesi batu bara di Kalimantan Timur itu ikut menyeret cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno.

RAKYATKU.COM - Film Sexy Killers menjadi perbincangan menjelang pemungutan suara pilpres 2019. Kisah yang mengangkat konsesi batu bara di Kalimantan Timur itu ikut menyeret cawapres nomor urut 02, Sandiaga Uno.

Saat berkunjung ke Aceh, Jumat (3/5/2019), Sandiaga sempat ditanya wartawan tentang kebenaran film itu. Wakil Prabowo itu mengaku belum pernah menontonnya secara langsung.

Meski begitu, Sandi mempertanyakan waktu pemutaran film tersebut yang berdekatan dengan pemungutan suara.

"Saya belum melihat film tersebut tapi menurut saya di saat-saat menjelang Pemilu mengangkat sebuah cerita-cerita yang harus diverifikasi itu tentunya kita pertanyakan timing-nya," kata Sandiaga seperti dikutip dari Detikcom.

Sementara terkait isu penjualan saham yang disebutkan dalam dokumenter, Sandiaga juga mengaku tidak mengetahuinya. Dia kembali menjelaskan sudah beberapa tahun tidak mengurus bisnis.

Sejak bergabung di Gerindra dari 2015 dan mulai 2017 bertugas di balai kota sebagai wakil gubernur, Sandiaga mengaku tak lagi mengurus bisnisnya. 

Dalam dokumenter Sexy Killers Sandiaga disebut pernah menjabat sebagai direktur tambang batu bara di Kutai Kertanegara. Lubang tambang tersebut disebut ikut menelan korban jiwa. 

Selain itu Sandiaga juga disebut memiliki jejak di perusahaan tambang batu bara yang memiliki saham di proyek PLTU di Jawa Tengah.

Sutradara Sexy Killers, Dandhy Laksono berharap publik terlibat dalam perdebatan yang lebih penting ketimbang meributkan isu-isu liar yang berseliweran saat momen pilpres dan pemilu.

"Di Kaltim itu tambang batu baranya sangat masif. Jadi Samarinda itu ibu kota provinsi, tapi 71 persennya adalah konsesi batubara. Bayangin tinggal di ibu kota provinsi yang 71 persennya adalah mengkonsesi batu bara, jadi kalau ada orang kecebur di lubang tambang karena keluar dari pager rumah itu udah normal dalam tanda kutip di sana," ungkap Dandhy.