Rabu, 01 Mei 2019 22:28

Sekda Jeneponto Jawab Kritikan BK DPRD

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Bupati Jeneponto, Iksan Iskandar (kanan), berpakaian adat pada perayaan HUT ke-156 Jeneponto.
Bupati Jeneponto, Iksan Iskandar (kanan), berpakaian adat pada perayaan HUT ke-156 Jeneponto.

Menanggapi pernyataan Ketua Badan Kehormatan DPRD Kabupaten Jeneponto, Ahmad Nawawi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jeneponto, angkat bicara.

RAKYATKU.COM, JENEPONTO -- Menanggapi pernyataan Ketua Badan Kehormatan DPRD Kabupaten Jeneponto, Ahmad Nawawi, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jeneponto, angkat bicara.

Rabu (1/5/2019), Sekda Jeneponto, Syafruddin Nurdin mengatakan, pelaksanaan hari jadi Kabupaten Jeneponto, terkait dengan pembacaan sejarah singkat jeneponto, tidak ada yang perlu dikritisi.

Ia mengaku, yang membacakan sejarah singkat Jeneponto itu mantan ketua DPRD Jeneponto, Suaib Kareng Sewang, yang juga selaku sesepuh atau tokoh masyarakat.

"Jadi, jauh-jauh sebelumnya sudah dikoordinasikan dengan ketua DPRD Jeneponto, Kaharuddin Muang, dan menyepakati juga, dia bilang tidak apa apa Sewangku saja yang bacakan sejarah singkat Jeneponto," katanya.

Menurutnya, belum ada aturannya, dan siapa pun, bisa membacakannya, termasuk perdanya.

Sebelumnya diberitakan, sejumlah anggota DPRD Jeneponto mengkritisi perayaan hari jadi Kabupaten Jeneponto yang bertempat di Lapangan Parang Passamaturukung, Kelurahan Empoang Kota, Kecamatan Binamu, Rabu (1/5/2019).

Ketua Badan Kehormatan DPRD Jeneponto, Ahmad Nawawi mengatakan, sejumlah Anggota DPRD termasuk secara pribadi, mengkritisi pelaksanaan perayaan hari jadi ke-156 Jeneponto.

Hal tersebut diperparah, karena pemerintah daerah (pemda) diduga membuat sejarah baru di Jeneponto. Menurutnya mengapa sejarah singkat lahirnya Jeneponto dibacakan oleh orang lain, dan bukan ketua DPRD, Kaharuddin Mustamu.

"Ini sejarah baru, selama hari jadi baru kali ini bukan ketua DPRD yang membacakan sejarah singkat Jeneponto. Ini yang membuat sejumlah anggota DPRD kecewa, termasuk saya selaku badan kehormatan di DPR," kata Ahmad Nawawi kepada Rakyatku.com, Rabu (1/5/2019).