Rabu, 01 Mei 2019 11:12

AS Akan Menunjuk Ikhwanul Muslimin Sebagai Organisasi Teror

Suriawati
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Donald Trump dan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi bertemu di Gedung Putih pada bulan April (Getty Images)
Donald Trump dan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi bertemu di Gedung Putih pada bulan April (Getty Images)

Amerika Serikat akan menunjuk Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris asing. Hal itu diumumkan Gedung Putih pada hari Selasa (30/04/2019).

RAKYATKU.COM - Amerika Serikat akan menunjuk Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris asing. Hal itu diumumkan Gedung Putih pada hari Selasa (30/04/2019).

"Presiden telah berkonsultasi dengan tim keamanan nasional... dan penunjukan ini sedang berjalan melalui proses internal," kata Sekretaris Pers Sarah Sanders dalam sebuah pernyataan.

Jika diresmikan, maka penunjukan itu akan membawa sanksi ekonomi dan perjalanan terhadap gerakan Islam tertua di Mesir, yang memiliki lebih dari satu juta anggota di Timur Tengah.

Keputusan itu diambil menyusul kunjungan Presiden Mesir Abdel Fattah al-Sisi ke Gedung Putih pada bulan April.

Media AS melaporkan bahwa Sisi telah meminta Presiden AS Donald Trump untuk mengambil langkah.

Sebagai tanggapan, pemerintahan Trump pertama-tama mengarahkan para pejabat keamanan dan diplomatik-nya untuk menemukan cara menjatuhkan sanksi terhadap Ikhwanul Muslimin 

Sebagai tanggapan atas pengumuman itu, Ikhwanul Muslimin mengatakan akan tetap berkomitmen pada pekerjaannya, terlepas dari keputusan Gedung Putih.

"Kami akan tetap ... teguh dalam pekerjaan kami sesuai dengan pemikiran moderat dan damai kami dan apa yang kami yakini benar, untuk kerja sama yang jujur ??dan konstruktif untuk melayani masyarakat di mana kami tinggal, dan kemanusiaan secara keseluruhan," demikian bunyi pernyataan organisasi itu di situs webnya.

Ikhwanul Muslimin didirikan pada tahun 1928 oleh Hassan al-Banna. Organisasi itu telah memengaruhi gerakan-gerakan Islamis di seluruh dunia, dengan model aktivisme politiknya yang dipadukan dengan amal Islam.

Gerakan ini awalnya dimaksudkan untuk menyebarkan moral Islam dan perbuatan baik, tetapi kemudian terlibat dalam politik, terutama perjuangan untuk membersihkan Mesir dari kontrol kolonial Inggris dan membersihkannya dari semua pengaruh Barat.

Mesir sendiri sudah menggambarkan Ikhwanul Muslimin sebagai teroris.

Pada tahun 2013, Sisi memimpin kudeta yang menggulingkan Presiden Mohammed Morsi, yang merupakan pemimpin Ikhwanul Muslimin.