Sabtu, 13 April 2019 10:07

Versi Nurani Strategic, Golkar akan Raih 14 Kursi di DPRD Soppeng

Ibnu Kasir Amahoru
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Direktur Nurani Strategic, Nurmal Idrus. Ist
Direktur Nurani Strategic, Nurmal Idrus. Ist

Jika selama lima tahun terakhir, Partai Golkar 'loyo' di Soppeng, maka tahun ini, dalam temuan lembaga konsultan Nurani Strategic, Partai Golkar akan kembali perkasa.

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Jika selama lima tahun terakhir, Partai Golkar "loyo" di Soppeng, maka tahun ini, dalam temuan lembaga konsultan Nurani Strategic, Partai Golkar akan kembali perkasa pada Pemilu 2019.

"Golkar akan kembali mengambil alih posisi Ketua DPRD Soppeng. Bahkan kini dengan kemenangan yang telak," kata Direktur Nurani Strategic, Nurmal Idrus, Sabtu (13/4/2019).

Dia mengatakan, potensi kemenangan Golkar bahkan bisa naik hingga 100 persen daripada raihan mereka di 2014, yang hanya 7 kursi. 

"Survei terakhir awal April ini potensi raihan kursi mereka 12 kursi. Tapi sepertinya punya potensi naik lagi hingga maksimal 14 kursi," tambahnya.

Menurut Nurmal, beberapa faktor membuat Golkar tak tertahankan di Soppeng. Pertama, Golkar punya Bupati Soppeng, Andi Kaswadi Razak, yang mudah melakukan pendekatan ke pemilih.

"Mereka dengan mudah melakukan pengendalian terhadap komponen komponen yang berpengaruh di pemilih, itu modal baru yang mereka tak miliki di 2014," ungkap Nurmal.

"Pada saat tak memegang kendali Bupati mereka bisa meraih 7 kursi, apalagi ketika kondisinya seperti sekarang," tambahnya.

Kedua, kualitas caleg Golkar jauh lebih baik dibanding 2014. "Di semua dapil, kualitas caleg mereka unggul dibanding parpol lain. Itu sangat terlihat di lapangan, selain berkualitas, caleg Golkar bekerja semua. Berbeda dengan parpol lain yang punya caleg berkualitas tetapi hanya mencari suara sendiri," tambahnya. 

Ketiga, Nurmal menyebut Golkar Soppeng diuntungkan oleh perhitungan baru berupa konversi suara menjadi kursi yang berubah. 

"Golkar Soppeng sangat diuntungkan hitungan Sainte Leaque murni karena keunggulannya telak. Mereka tak menyisakan sisa suara untuk dipakai parpol berbasis kecil seperti di 2014," pungkasnya.