RAKYATKU.COM - Facebook akan membatasi siapa yang dapat melakukan siaran langsung di media sosialnya.
Keputusan itu dipertimbangkan setelah seorang pria bersenjata menyiarkan penembakan mematikan di masjid Selandia Baru.
Dalam sebuah postingan blog, Chief Operating Officer Facebook, Sheryl Sandberg mengatakan bahwa perusahaan sedang mengeksplorasi pembatasan siapa yang dapat dilarang melakukan streaming live. Pertimbangannya termasuk faktor-faktor seperti pernah melakukan pelanggaran Standar Komunitas.
Facebook sudah memiliki peraturan jelas, yang melarang terorisme dari platformnya. Namun mereka gagal menghentikan siaran langsung penembakan yang menewaskan 50 orang, dengan alasan tidak ada penonton yang melaporkannya.
Facebook baru menarik video itu setelah 12 menit, tapi pada saat itu, video itu sudah menyebar ke situs media sosial lainnya.
Selain melakukan pembatasan di fitur siaran langsung, Facebook juga berusaha meningkatkan teknologinya untuk menandai video dan gambar yang menggambarkan kekerasan dan mencegah pengguna membagikannya kembali.
Facebook juga telah mengambil langkah lain untuk memerangi kebencian. Minggu ini, mereka mengumumkan larangan konten nasionalis putih dan separatis putih dari platformnya.