RAKYATKU.COM - Lebih dari $30 miliar dilaporkan hilang dari rekening asing Venezuela dalam dua bulan terakhir.
Hal itu diungkap oleh Menteri Komunikasi dan Informasi Venezuela, Jorge Rodgriguez.
"Dalam dua bulan terakhir, lebih dari $30 miliar dicuri," katanya seperti dikutip oleh TV pemerintah Venezuela.
Pejabat itu menuduh Washington telah memerintahkan untuk mengambil aset Venezuela.
"Aset, yang dimiliki Venezuela di berbagai bank, sedang ditarik. Ini dilakukan atas perintah langsung dari pemerintahan [Presiden AS Donald Trump]," katanya.
Pernyataan menteri itu muncul tak lama setelah pemimpin oposisi Juan Guaido, yang menyatakan dirinya sebagai penjabat presiden negara, mengatakan pada Reuters bahwa "tekanan diplomatik telah bekerja, tekanan ekonomi dan tekanan pada aset telah bekerja."
"Mereka (pemerintah Maduro) terisolasi, sendirian, mereka berantakan hari demi hari," tambahnya.
Sebelumnya pada hari Sabtu, pemimpin oposisi mengatakan dalam sebuah posting Twitter bahwa ia dan para pendukungnya akan terus memprotes sampai Maduro mengundurkan diri.
Juan Guaido, pemimpin oposisi Venezuela menyatakan dirinya sebagai presiden sementara pada rapat umum di ibukota Caracas pada tanggal 23 Januari.
Beberapa negara, termasuk Amerika Serikat, serta Organisasi Negara-negara Amerika, mengakui dia sebagai presiden.
Presiden Venezuela, Nicolas Maduro, mengecam tindakan-tindakan itu sebagai upaya kudeta dan mengatakan memutuskan hubungan diplomatik dengan Amerika Serikat.
Sebaliknya, Rusia, Belarus, Bolivia, Iran, Cina, Kuba, Nikaragua, El Salvador, Suriah, dan Turki menyuarakan dukungan untuk Maduro.