Jumat, 15 Maret 2019 15:27

Gandeng BPPT, Nurdin Abdullah Ingin Bangun Rel Kereta Api ke Wilayah Selatan Sulsel

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Wahyu Widodo Pandoe.
Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Wahyu Widodo Pandoe.

Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah merencanakan untuk membuat kereta api di Sulsel. 

RAKYATKU.COM,MAKASSAR - Gubernur Sulawesi Selatan, Nurdin Abdullah merencanakan untuk membuat kereta api di Sulsel. 

Nurdin sudah bertemu Deputi Bidang Teknologi Industri Rancang Bangun dan Rekayasa, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Wahyu Widodo Pandoe, di Baruga Lounge kantor gubernur Sulsel, Jalan Urip Sumoharjo, Jumat (15/3/2019).

Nurdin Abdullah mengatakan, kereta api yang akan dibangun ini rencananya akan dibuat ke daerah selatan Sulsel. 

"Karena begini, dulu itu ada rel kereta zaman Belanda ke selatan. Itu mau dijajaki BPPT," kata Nurdin. 

Dikatakan Nurdin, pembuatan kereta api di Sulsel ini, sejalan dengan program Kementerian Perhubungan. Katanya, Kemenhub menjadikan Sulsel sebagai salah satu pusat perkembangan kereta api.

Apalagi lanjut Nurdin, ia memang berencana untuk mendatangkan gerbong dan rel kereta api dari Jepang. Makanya, ia berharap rencana pembuatan kereta api ini dikaji secepat mungkin. 

"Ada gerbong dan rel dari Hokkaido (Jepang). Coba dikaji apakah cocok untuk kondisi daerah kita. Jadi ini harus dikaji matang-matang," tambahnya. 

Nurdin Abdullah menjelaskan, pertemuan dengan BPPT itu adalah pertama kalinya dilakukan untuk mengadakan kereta api di Sulsel. Akan ada pertemuan lanjutan lagi dengan BPPT membahas rencana itu. 

"Yang pasti kita akan ada kantor di sini bersama BPPT, untuk mendesain kebutuhan kereta api kita. Kita minta dia mengkaji, baru kita bikin," pungkas Nurdin.

Sementara itu, Wahyu Widodo Pandoe menjelaskan, rencana pembuatan kereta api di Sulsel masih membutuhkan waktu yang cukup lama. Harus diadakan feasibility study, pembebasan lahan, engineering design dan basic design. Perkiraannya dua tahun kereta api ini baru rampung. 

"Feasibility study mudah-mudahan dimulai tahun depan. Tapi mulai tahun ini kita sudah mulai koordinasi dengan Kemenhub, Pemprov, stakeholders, dan PT INKA soal apa kesiapan mereka bisa menyiapkan kereta api di sini," jelasnya. 

Dalam pertemuan tadi, kata dia, ada dua konsep kereta api yang ditawarkan. Kereta api perkotaan atau kereta api jarak jauh. 

"Ini belum kita tentukan, kan tergantung lahannya. Monorel berapa penumpang. Apakah perlu di atas (kereta api commuter layang), kecepatannya berapa, beban penumpang berapa. Nanti setelah feasibility study yang cocok MRT atau LRT," ujarnya.