RAKYATKU.COM - Istri seorang narapidana di Prancis utara tewas setelah ditembak mati oleh polisi anti-teroris ketika mengunjungi suaminya di penjara. Sementara itu, sang napi, Michael Chiolo mengalami luka serius akibat tembakan.
Menurut laporan BBC, insiden itu terjadi pada Selasa malam di fasilitas keamanan tinggi Alencon-Conde-sur-Sarthe, di Normandy.
Polisi melepaskan tembakan pada pasangan itu setelah Chiolo menikam dua petugas selama "kunjungan suami-istri".
Pasangan itu dikabarkan telah mengunci diri di dalam "fasilitas keluarga" di dalam penjara setelah menyerang dua penjaga pada Selasa pagi sambil meneriakkan Allahu Akbar.
Menteri Kehakiman Nicole Belloubet mengatakan bahwa pisau keramik yang digunakan Chiolo mungkin diselundupkan ke penjara oleh istrinya.
Chiolo, yang berusia 27 tahun dijatuhi hukuman 30 tahun penjara pada tahun 2014 karena membunuh seorang korban selamat Holocaust. Dia dilaporkan telah teradikalisasi saat berada di penjara.
Menjelaskan apa yang terjadi di penjara, Belloubet mengatakan bahwa "sifat teroris dari serangan ini tidak diragukan."
Belloubet mengatakan istri tahanan itu pura-pura sakit sekitar jam 9.45 pagi. Karena alasan itu, dua petugas penjara tiba di sebuah unit keluarga, yang dirancang untuk memberikan privasi pasangan selama jam-jam kunjungan.
Saat itulah narapidana menikam mereka dengan pisau, melukai satu orang di dada, dan yang satu di belakang dan wajahnya. Keduanya telah dirawat, dan kondisinya tidak mengancam jiwa.
Setelah serangan itu, pasangan itu tetap berada di unit keluarga, dan sekitar pukul 6 sore, polisi anti-teroris RAID menyerbu kamar mereka yang terkunci.
"Ada ledakan, dan tembakan senjata, dan kemudian suaminya terluka tapi ditangkap," kata seorang sumber penjara. "Namun, istrinya meninggal karena luka tembak."
