Senin, 25 Februari 2019 20:14

"Polisi Sudah Pintar", Ayah Taruna ATKP Yakin Penganiayaan Anaknya Lebih dari Satu Orang

Nur Hidayat Said
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Pelda Daniel Pongkala.
Pelda Daniel Pongkala.

Kasus meninggalnya Aldama Pangkolan (19), taruna Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar masih terus bergulir di Polrestanes Makassar. 

RAKYATKU.COM, MAKASSAR - Kasus meninggalnya Aldama Pangkolan (19), taruna Akademi Teknik dan Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar masih terus bergulir di Polrestanes Makassar. 

Taruna yang meninggal diduga akibat dianiaya oleh seniornya terjadi di asrama ATKP Makassar pada 3 Februari lalu. 

Setelah tiga pekan lebih bergulir, sampai saat ini kasus tersebut baru menyeret satu orang tersangka yang diduga sebagai pelaku utama hilangnya nyawa Aldama. 
Hal ini berbanding terbalik dengan duguaan orang tua almarhum yang meyakini korban tidak dianiaya hanya oleh satu orang. Bahkan sebelum meningal, korban disebutkan menerima telepon diduga dari seniornya untuk berkumpul di daerah Antang.

"Kita yakin bahwa ini anak bukan satu yang pukul karena sebelum diambil alih sama si penganiaya ini, muka anak saya sudah merah bekas pukulan dan mata merah," ungkap ayah korban, Pelda Daniel Pongkala di Mapolrestabes Makassar, Senin (25/2/2019).

"Ini anak saya terim telepon, dia disuruh kumpul di Antang dan saya larang. Tiga kali nelepon saya berangkat. Sampai dia bilang, siap salah," imbuhnya.

Daniel yang juga merupakan anggota TNI AU mengatakan, kedatangannya ke Polrestabes Makassar untuk menanyakan kasus yang menewaskan anaknya. 

Dari hasil pertemuan dengan dengan pejabat Polrestabes Makassar disebutkan bahwa masih menunggu hasil autopsi. "Dinyatakan mereka menunggu hasil autopsi dari lab di Unhas setelah ada hasil autopsi dari Unhas itu akan ada perkembangan lain," tambahnya.

Meski meyakini pelaku penganiayaan lebih dari satu orang, Daniel dan keluarga korban mempercayakan sepenuhnya proses hukum ke pihak kepolisian. 

"Kami keluarga korban berharap kasusnya secepatnya dituntaskan, pelakunya segera diketahui tapi jika penyidiknya hanya bilang sekian ya kita percaya. Polisi sudah pintar menganalisa jadi kami percayakan sepenuhnya jadi kita tunggu hasilnya saja," tambahnya.

Daniel juga menyebut aparat kepolisian telah bekerja sudah sesuai dengan prosedur. Namun disadari juga bahwa kasus ini bukan kasus kecil sehingga membutuhkan waktu yang cukup.

"Ini memang bukan kasus kecil. Kami yakin mereka mampu. Hanya saja butuh waktu dan perlu bukti yang kuat. Kami sanggup menunggu sampai ke pengadilan," bebernya.