Sabtu, 23 Februari 2019 14:41

Prabowo-Jokowi Sama-Sama Ingin Pindahkan Ibu Kota Negara, Alasannya Beda

Alief Sappewali
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Prabowo Subianto bersama warga etnis Tionghoa di Medan.
Prabowo Subianto bersama warga etnis Tionghoa di Medan.

Dua tahun lalu, Presiden Jokowi mewacanakan pemindahan ibu kota negara. Baru-baru ini, Prabowo Subianto juga mengungkapkan rencana serupa. Namun, alasannya sedikit berbeda.

RAKYATKU.COM - Dua tahun lalu, Presiden Jokowi mewacanakan pemindahan ibu kota negara. Baru-baru ini, Prabowo Subianto juga mengungkapkan rencana serupa. Namun, alasannya sedikit berbeda.

Saat berbicara di Selecta Ballroom, Medan, Sumatera Utara, Jumat malam (22/2/2019), Prabowo mengungkap wacana itu. Awalnya dia menyinggung perubahan iklim saat ini yang bisa berdampak dengan bencana alam di Indonesia. 

Hal ini, menurutnya, sebagai tantangan bangsa ke depannya. "Perubahan iklim, yang akan mengakibatkan permukaan air laut naik," kata 

Ketua Umum Partai Gerindra ini mengungkapkan, perubahan iklim sangat dirasakan warga yang berada di pisisir pantai. Kemudian, bisa berdampak juga hingga ke Ibu Kota Jakarta.

"Jadi, bisa dibayangkan kita yang hidup di pantai-pantai. Kalau memang benar lima meter naik, saya kira repot. Jangan-jangan, Istana Merdeka nanti bisa banjir. Mungkin, harus berpikir memindahkan ibu kota. Mungkin," jelas Prabowo.

Prabowo mengklaim, memiliki data daerah-daerah mana saja akan berdampak dengan perubahan iklim di Tanah Air ini. Untuk itu, ia mengajak masyarakat untuk menjaga alam Tanah Air ini.

"Ibu kota mungkin banjir, Istana Merdeka kebanjiran, bukan Prabowo, yang bicara PBB. Ini sangat-sangat serius saudara-saudara. Saya bisa kasih peta yang beredar di dunia sekarang, daerah-daerah mana yang terkena," kata Prabowo. 

Dalam pertemuan dengan kurang lebih 1.500 warga etnis Tionghoa itu, Prabowo mengatakan, saat ini seluruh bangsa Indonesia harus bergegas. Semua elemen harus bersatu dan bekerja keras menghadapi tantangan.

Sebelumnya, Presiden Jokowi punya alasan berbeda terkait wacana pemindahan ibu kota ini. Kepala Staf Kepresidenan, Teten Masduki mengatakan Presiden Joko Widodo pernah menyampaikan idenya untuk memindahkan ibu kota karena beberapa alasan.

"Karena pengalaman beliau (jadi Gubernur) di DKI. Beliau menyampaikan susah sekali membenahi kota Jakarta ini. Ongkos terlalu mahal, bukan hanya biaya ya, tapi ongkos politik, ongkos sosial," ujar Teten beberapa waktu lalu. 

Selain kesulitan membenahi Jakarta, ide pemindahan ibu kota muncul guna melakukan pemerataan pembangunan industri. Upaya ini juga mencontoh dari sejumlah negara yang memindahkan ibu kota negaranya. 

"Dan di banyak negara memang dipisahkan kota industri dagang dengan kota pemerintahan," tukas Teten. 

Dia menyebut sejumlah negara yang memindahkan ibu kota negaranya adalah Brasil. Brasil memindahkan ibu kota dari Rio de Janeiro ke Brasilia. Selain itu, ada juga Australia. Australia memindahkan ibu kota dari Melbourne ke Canberra. 

Teten belum bisa memastikan kawasan mana yang akan dijadikan ibu kota baru. Sebab, sejauh ini pemerintah masih terus mencari lokasi yang tepat. Dia hanya menyinggung, Kalimantan adalah salah satu wilayah yang cukup strategis untuk dijadikan ibu kota negara. 

"Ada banyak alternatif misalnya Kalimantan, daerahnya masih luas tidak ada gempa. Saya kira bagus," kata dia.