Jumat, 22 Februari 2019 17:49

"Sampaikan Salamku ke Pemerintah, Saya Kedinginan," Ujar Pria Buta Sebatang Kara Ini

Mays
Konten Redaksi Rakyatku.Com
Rumah Mappa di Dusun Pandanga, Desa Aeng Batu-batu, Takalar.
Rumah Mappa di Dusun Pandanga, Desa Aeng Batu-batu, Takalar.

Rumahnya berbentuk kotak. Lebih tepatnya gubuk. Atap dan dinding dari seng bekas. Tanpa tiang, berdiri di antara semak belukar. Di Dusun Pandanga, Desa Aeng Batu-batu, Kecamatan Galesong Utara, Takala

RAKYATKU.COM, TAKALAR - Rumahnya berbentuk kotak. Lebih tepatnya gubuk. Atap dan dinding dari seng bekas. Tanpa tiang, berdiri di antara semak belukar. Di Dusun Pandanga, Desa Aeng Batu-batu, Kecamatan Galesong Utara, Takalar.

Pemilik rumah namanya Mappa (70). Sejak kecil sudah mengalami gangguan penglihatan. Orang tuanya sudah meninggal puluhan tahun lalu.

Kini ia tinggal sendiri di gubuk miliknya. Kondisi rumah sudah tidak layak. Seng bocor dan perkakas lainnya sudah rapuh.

Ia tidak melihat hujan yang turun dari atap rumahnya, tapi bisa merasakan dinginnya air hujan. Tidak melihat matahari, tapi bisa merasakan panasnya menyengat tubuhnya.

Masyarakat mampu berlomba-lomba menjemput bantuan dari pemerintah, tapi Mappa cuma duduk diam dan pasrah atas keterbatasan fisik yang dialaminya.

Ia selalu berharap ada bantuan dari pemerintah untuknya. Tapi tak ada satupun yang datang menengok melihat keadaan dirinya dan rumah miliknya.

"Tidak ada itu bantuan yang datang. Kasih tahu dulu yang kasih keluar bantuan," pinta Mappa saat Rakyatku.com bertandang ke kediamannya, Jumat (22/2/2019).

"Kalau hujan biasa basahka. Apalagi kalau kencang angin," tambahnya.

"Tolong sampaikan salamku sama pemerintah, bilang kedinginanka," pungkasnya.

Diketahui, Mappa hanya mendapat bantuan khusus orang cacat yang di terima Rp300 ribu per 3 bulan. Selain itu, tidak ada. Untuk makan setiap harinya, diantarkan oleh sepupunya.

Rumahnya di Dusun Pandanga, Desa Aeng Batu-batu, Kecamatan Galesong Utara, Takalar, berada di pinggir jalan aspal. Sehingga sejumlah pemerintah mudah melihatnya saat lewat, tapi tak berani singgah menengoknya.